Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2017, 10:31 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Induk Google, Alphabet, memerintahkan agar para pegawai yang sedang bepergian ke luar negeri segera pulang ke Amerika Serikat (AS). Raksasa teknologi tersebut khawatir para pegawai itu terkena dampak dari kebijakan anti-imigran yang baru saja dikeluarkan Presiden AS, Donald Trump.

Pasalnya kebijakan itu bakal menghalangi banyak pegawainya untuk masuk AS. CEO Google Sundar Pichai pun memperkirakan ada lebih dari 100 orang pegawainya yang dipastikan bakal tidak bisa masuk ke AS saat aturan imigrasi baru tersebut berlaku.

Pichai pun menyayangkan kebijakan anti-imigran itu. Dia pun menuliskan kritiknya dalam sebuah memo yang dikirimkan ke seluruh karyawan Google.

"Rasanya menyakitkan saat melihat dampak kebijakan pemerintah itu pada kawan-kawan kami," demikian tulis Pichai, sebagaimana salinan memo yang diperoleh Bloomberg.

“Kami selalu menunjukkan dengan jelas pandangan kami mengenai masalah imigran dan kami akan tetap bertindak seperti itu,” imbuhnya.

Baca: Trump Presiden AS, Silicon Valley Ingin Pisah dan Jadi Negara Sendiri

Sebagaimana dilansir KompasTekno dari Bloomberg, Minggu (29/1/2017), kebijakan baru Trump melarang masuknya imigran dari tujuh negara, yakni Suriah, Irak, Iran, Sudan, Somalia, Yaman, serta Libya. Larangan itu berlaku selama 90 hari.

Pasca kebijakan itu dikeluarkan, sejumlah pemegang visa masuk dan kartu hijau (green card) dilarang mengikuti penerbangan ke AS. Ada juga beberapa orang yang ditahan di bandara AS begitu mereka mendarat.

Sedangkan di sisi lain, banyak sekali perusahaan teknologi AS yang tumbuh dan besar karena adanya imigran. Bahkan dalam berbagai perusahaan teknologi, termasuk Google dan Alphabet, sebagian besar imigran memegang jabatan penting.

“Kami khawatir dengan dampak perintah ini serta berbagai pengajuan aturan turunannya yang bisa mempengaruhi pegawai Google dan keluarganya, atau malah mempersulit kami merekrut orang-orang berbakat,” komentar juru bicara Google dalam sebuah keterangan resmi.

“Kami akan terus menunjukkan pandangan kami terhadap masalah ini sehingga dapat dilihat oleh para pemimpin di Washington atau di mana pun,” pungkasnya.

Baca: Trump Serukan Anti-imigran, CEO Facebook Curhat Istrinya Keturunan China

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com