Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Qualcomm Terancam Kehilangan Dua Mitra Besar Jika Dibeli Broadcom

Kompas.com - 13/02/2018, 14:59 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Qualcomm bakal kehilangan dua mitra besarnya jika menerima tawaran terakhir Broadcom Ltd yang bernilai 121 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.700 triliun).

Pada akhirnya, Qualcomm telah menolak penawaran tersebut. Dalam arsip tindak lanjutan yang ditujukan ke CEO Broadcom, Hock Tan, pekan lalu, Qualcomm merinci alasan penolakan percobaan akuisisi tersebut.

Dipaparkan, dua mitra yang memberikan pendapatan untuk Qualcomm sebesar 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 13,6 triliun), mengancam akan hengkang jika Qualcomm menerima tawaran dari Broadcom.

Alasannya, mereka kurang menaruh kepercayaan kepada Broadcom dalam memimpin industri teknologi. Broadcomm dikhawatirkan akan merusak bahkan menghancurkan bisnis mikroprosesor Qualcomm.

Dua vendor smartphone terbesar dunia, yakni Apple dan Samsung disebut-sebut sebagai mitra kunci Qualcomm, diikuti klien vendor smartphone lain seperti Huawei Technologies, LG Electronics, Oppo, Sony Corp, Vivo dan Xiaomi.

Dalam arsip tersebut, Qualcomm juga menggarisbawahi isu tentang potensi monopoli yang bisa merusak bahkan menghancurkan bisnis lisensi teknologi milik Qualcomm senilai 4 dollar AS (sekitar Rp 54 triliun). Isu monopoli juga menjadi ganjalan untuk mendapat ijin dari otoritas bisnis dan finanssial AS.

Dilansir KompasTekno dari CRN Australia, Selasa (13/2/2018), Qualcomm mengatakan jika merger internasional antara dua bisnis raksasa, seperti Qualcomm dan Broadcom harus melibatkan banyak regulator. 

Sehingga butuh waktu berbulan-bulan bagi regulator untuk menganalisis kesepakatan bisnis. Meskipun begitu, regulator belum tentu menyetujui merger yang diajukan. Jika ini terjadi, tak akan ada langkah berikutnya.

Namun, Broadcom menjanjikan akan memberikan ganti rugi kepada Qualcomm sebesar 8 miliar dollar AS (Rp 109 triliun) jika gagal meraih kesepakatan untuk mendapatkan persetujuan dari regulator.

Broadcom pertama kali mendekati Qualcomm pada November 2017 lalu. Kala itu, Broadcom mengajukan tawaran akuisisi senilai 105 miliar dollar AS (Rp 1.433 triliun) yang ditolak oleh Qualcomm karena angka yang ditawarkan dinilai kurang besar.

Tak gentar, Broadcom kembali mengajukan tawaran sebesar Rp 1.700 triliun dan menominasikan daftar pejabat tinggi untuk menggantikan direksi Qualcomm. Pemegang saham Qualcomm dijadwalkan memilih nominasi pada 6 Maret mendatang.

Baca juga : Qualcomm Tolak Pinangan Rp 1.700 Triliun Broadcom

Broadcom menggarisbawahi jika penawaran ini adalah yang terbaik sekaligus yang terakhir. Sayangnya, Qualcomm tetap menolak tawaran tersebut.

Kabar terakhir menyebut jika kedua pihak, baik Qualcomm dan Broadcomm dijadwalkan akan bertemu pada Rabu, (14/2/2018) untuk mencari kemungkinan renegosiasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com