KOMPAS.com - Indikasi harga iPhone yang disinyalir bakal semakin mahal kian menguat.
Baru-baru ini, Presiden AS, Donald Trump, lewat akun Twitternya, mengumumkan bahwa AS akan menerapkan pajak sebesar 10 persen ke produk-produk senilai 300 miliar dollar AS yang diimpor dari China.
Adapun penerapan pajak terhadap barang-barang impor dari China ini bakal berlaku bulan depan, tepatnya pada 1 September mendatang.
...during the talks the U.S. will start, on September 1st, putting a small additional Tariff of 10% on the remaining 300 Billion Dollars of goods and products coming from China into our Country. This does not include the 250 Billion Dollars already Tariffed at 25%...
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) August 1, 2019
"Amerika Serikat, mulai tanggal 1 September, bakal menerapkan pajak tambahan sebesar 10 persen kepada barang dan produk senilai 300 miliar dollar AS yang diimpor dari China" ujar Trump di akun Twitternya.
Baca juga: Presiden Trump Izinkan Huawei Berbisnis dengan Perusahaan AS
"Ini belum termasuk (barang dan produk) senilai 250 miliar dollar AS yang telah kena pajak 25 persen," imbuhnya.
Untuk diketahui, iPhone dan laptop termasuk dalam kategori barang impor senilai 300 miliar dollar AS yang disebut oleh Trump.
Apple pun memang mengandalkan rekanan manufakturnya di Negeri Tirai Bambu, Foxconn, untuk urusan memproduksi iPhone yang kemudian dikirim ke AS.
Dengan begitu, ada kemungkinan harga iPhone di AS akan lebih mahal jika penerapan pajak berlaku di kemudian hari.
Apple pun terkena dampak langsung dari pernyataan Trump ini. Harga saham Apple (AAPL), sebagaimana dihimpun KompasTekno dari CultofMac, Minggu (4/8/2019), turun 2 persen setelah Trump menyatakan keputusan penerapan pajak ini.
Sebelumnya, Trump dan Presiden China, Xi Jingping, memang sempat bertemu di ajang konferensi G20 untuk membicarakan persoalan kesepakatan antar dua negara, salah satunya masalah pajak barang impor dari China ke AS.
Namun, dengan adanya keputusan dari Trump yang tampak memojokkan China ini, pembicaraan kedua kepala negara terkait kerja sama perdagangan ini boleh dibilang kurang berjalan dengan mulus.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.