Telkomsel Prediksi Trafik Data Naik 15 Persen Saat Momen Nataru 2021

KOMPAS.com - Telkomsel memprediksi akan ada peningkatan trafik data, alias payload pada momen Hari Raya Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru 2021).

Hal itu disampaikan Vice President Network Assistance, Security and Operation Center Telkomsel, Rahmat Novalianto.

Menurut dia, payload pada momen Nataru 2021 bakal meningkat 15 persen dibanding hari biasa, serta 29 persen dibanding Nataru 2020 lalu.

Meski demikian, trafik layanan suara (voice) legacy diprediksi bakal menurun menjadi 4,5 persen dibanding hari biasa atau 20,2 persen dibanding Nataru 2020.

Baca juga: Ini 2 Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Rincian Biayanya

Kemudian, trafik SMS di momen Nataru 2021 ditaksir juga bakal menurun 18,3 persen dibanding Naru 2020, namun akan meningkat sedikit 3,2 persen dibanding hari biasa.

"Traffic voice memang ada penurunan dari tahun ke tahun, karena teknologi semakin beralih dari legacy (layanan voice) ke carrier data (layanan internet)," tutur Rahmat kepada awak media dalam konferensi pers Telkomsel Siaga di Jakarta, Rabu (15/12/2021).

Kompas.com/BILL CLINTEN Vice President Network Assistance, Security and Operation Center Telkomsel, Rahmat Novalianto, dalam konferensi pers Telkomsel Siaga, Rabu (15/12/2021).

"Hal yang sama terjadi di layanan SMS, karena pengguna semakin beralih ke aplikasi percakapan seperti WhatsApp, Telegram, dan lain-lain," imbuh Rahmat.

Layanan yang bakal mengalami peningkatan payload di Nataru 2021

Lebih lanjut, Rahmat juga membeberkan prediksi kategori layanan internet yang bakal memiliki peningkatan payload pada momen Nataru 2021.

Layanan yang diprediksi mengalami pertumbuhan terbesar pada momen tersebut adalah kategori layanan e-commerce, di mana bakal meningkat 67,2 persen dibanding hari biasanya.

Baca juga: Antisipasi Telkomsel Hadapi Lonjakan Trafik Internet Natal dan Tahun Baru

Kategori layanan lainnya yang diprediksi bakal mengalami peningkatan di momen Nataru 2021 dibanding hari biasa mencakup situs web (27,9 persen), komunikasi (27,8 persen), video (27,4 persen), media sosial (23,4 persen), games (18,1 persen), dan media online (14,6 persen).