Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Akun Bot, Elon Musk Ancam Batal Beli Twitter

Kompas.com - 08/06/2022, 19:30 WIB
Caroline Saskia,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Elon Musk mengancam akan membatalkan proses akuisisi Twitter yang sedang berjalan. Hal ini disebabkan karena Twitter belum memberikan data sesuai permintaan Musk.

Seperti diberitakan sebelumnya, Twitter dan Musk berselisih soal data akun bot dan spam yang beredar di platform mikroblogging itu.

Akun bot atau spam adalah akun palsu di media sosial yang melakukan tindakan tertentu. Akun tersebut bisa saja dikendalikan oleh orang lain atau mesin otomatis, tapi identitas yang digunakan, bukanlah yang sebenarnya alias palsu.

Mulanya, Twitter mengeklaim bahwa total akun bot/spam yang beredar di platformnya hanya 5 persen dari total 226 juta pengguna aktif harian yang dapat dimonetosasi (monetizable daily active user/mDAU).

Baca juga: Elon Musk Tangguhkan Rencana Beli Twitter, Ini Sebabnya

Tapi, Musk meragukan data tersebut dan memprediksi total akun bot/spam yang beredar 20 persen dari total pengguna, alias lima kali lebih banyak dari klaim Twitter. Sebab itulah, Musk meminta Twitter membuktikan klaimnya.

Namun, permintaan itu, kata Musk, tak kunjung diberikan oleh Twitter. Inilah yang membuat Musk cukup geram hingga mengancam akan membatalkan proses akuisisi Twitter. Musk menuding, perusahaan berlogo burung itu menyembunyikan informasi soal jumlah akun bot dan spam yang beredar di platform mereka.

Dalam sebuah dokumen pengajuan, kuasa hukum Elon Musk mengatakan bahwa Twitter menolak untuk memberikan data yang diminta Musk, yakni data soal jumlah pengguna agar CEO Tesla itu bisa melakukan validasi basis pengguna.

"Musk sudah memberikan pernyataan jelas, bahwa dia tidak mempercayai metodologi pengujian perusahaan yang dinilai lemah, sehingga dia harus melakukan analisis sendiri untuk mengecek seberapa banyak akun palsu yang beredar," kata kuasa hukum Musk, Mike Ringler kepada pengacara Twitter Vijaya Gadde dalam dokumen tersebut.

Baca juga: Elon Musk Debat dengan Jack Dorsey soal Algoritma Twitter

Menurut kuasa hukumnya, Musk sudah berulang kali meminta data jumlah akun bot/spam ke Twitter sejak 9 Mei 2022.

Sebetulnya, pihak Twitter telah menjelaskan soal akun bot/spam di paltform mereka. Namun bukan soal data, melainkan soal metodologi pengujian yang mereka lakukan.

Beberapa waktu lalu, CEO twitter, Parag Agrawal telah membuat utas (thread) untuk menjelaskan metodologi penghitungan jumlah akun bot di Twitter. Menurut Agrawal, Twitter mengandalkan tenaga manusia untuk mengulas ribuan akun untuk memastikan apakah akun tersebut termasuk bot/spam atau bukan.

Namun, Agrawal mengatakan dirinya tidak bisa memberikan informasi lebih spesifik karena berkaitan dengan data pribadi pengguna Twitter.

"Sayangnya, kami ragu bila estimasi spesifik ini bisa ditampilkan secara eksternal, karena membutuhkan informasi publik dan pribadi," kata Agrawal dalam utasnya.

Baca juga: Elon Musk Tunda Pembelian Twitter gara-gara Akun Bot, Bos Twitter Menjelaskan

Menurut kuasa hukum Musk, penjelasan Agrawal sama halnya dengan "menolak memberikan data", lantaran bukan jumlah data yang diberikan.

"Penawaran terakhir Twitter sekadar menyampaikan soal detail tambahan terkait metodologi yang mereka gunakan, baik secara tertulis maupun verbal, (hal itu) sama saja dengan menolak permintaan data dari Musk," tulis pengacara Musk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Software
Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Software
OpenAI Rilis Fitur 'Memory' di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

OpenAI Rilis Fitur "Memory" di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

Software
Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Gadget
Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

e-Business
'Microsoft Build: AI Day' Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

"Microsoft Build: AI Day" Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

e-Business
Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

e-Business
Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Gadget
Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Gadget
Trio Ponsel Fitur Nokia 215 4G, 225 4G, dan 234 4G Meluncur

Trio Ponsel Fitur Nokia 215 4G, 225 4G, dan 234 4G Meluncur

Gadget
Link Live Streaming untuk Nonton Keynote CEO Microsoft Satya Nadella di Jakarta

Link Live Streaming untuk Nonton Keynote CEO Microsoft Satya Nadella di Jakarta

Internet
Profil Satya Nadella, CEO Microsoft yang Kunjungi Indonesia Hari Ini

Profil Satya Nadella, CEO Microsoft yang Kunjungi Indonesia Hari Ini

e-Business
HMD Vibe Meluncur, HP Android Pertama Bikinan Pemilik Nokia

HMD Vibe Meluncur, HP Android Pertama Bikinan Pemilik Nokia

Gadget
CEO Microsoft Satya Nadella Bertemu Presiden Jokowi Pagi Ini

CEO Microsoft Satya Nadella Bertemu Presiden Jokowi Pagi Ini

e-Business
HP Legendaris Nokia 3210 Bakal Dirilis Ulang Setelah 25 Tahun

HP Legendaris Nokia 3210 Bakal Dirilis Ulang Setelah 25 Tahun

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com