Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AirTag dengan Baterai “Made in Indonesia” Bikin Turis Australia Kabur dari Bali, Ini Faktanya

Kompas.com - 03/04/2023, 14:28 WIB
Caroline Saskia,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber iFixit

KOMPAS.com - Dua turis asal Australia, Emily Sinclair dan Jane buru-buru pulang ke negara asalnya begitu mendapati perangkat AirTag di tas mereka. Alat pelacak buatan Apple itu ada di tas tanpa sepengetahuan keduanya.

Berdasarkan pengakuan keduanya, mereka percaya AirTag itu dimasukkan ke dalam tas di bandara tujuan atau di Denpasar, Bali. Indikasinya, ketika AirTag itu dibongkar, terdapat baterai bertuliskan Made in Indonesia.

“Kami langsung mengeluarkan baterai dan ternyata di baterainya ada tulisan buatan Indonesia. Kami meyakini bahwa (AirTag) itu diletakkan ke dalam tas Jane di bandara kedatangan (Bali),” jelas Sinclair dirangkum KompasTekno dari 7 News, Senin (3/4/2023).

Baca juga: 2 Turis Australia Buru-buru Tinggalkan Bali Setelah Temukan AirTag di Tas Mereka

Diselipkan saat tiba di Indonesia?

Namun benarkah AirTag itu dimasukkan di tas keduanya saat tiba di Bali, belum bisa dipastikan, hanya karena baterai AirTag bertuliskan "Made in Indonesia".

Sebab, dari hasil penelusuran KompasTekno, ternyata memang ada AirTag dengan baterai bawaan Panasonic yang dibuat di Indonesia.

Informasi ini diketahui dari laman iFixit.com, situs yang kerap memberi panduan kepada pengguna untuk memperbaiki perangkat elektronik.

iFixit menyebut bahwa AirTag A2187 memiliki baterai bawaan Panasonic CR 2032 yang dibuat di IndonesiaiFixit iFixit menyebut bahwa AirTag A2187 memiliki baterai bawaan Panasonic CR 2032 yang dibuat di Indonesia

Menurut iFixit, AirTag dengan nomor model A2187 dibekali baterai bawaan Panasonic jenis CR 2032 yang bertuliskan "Made in indonesia". Kemungkinan besar AirTag yang ditemukan Sinclair dan Jane adalah AirTag A2187.

Saat iFixit membongkar AirTag dengan model tersebut pun ditemukan baterai Made in Indonesia.

AirTag A2187 tertulis menggunakan baterai bawaan dari Panasonic CR 2032. Di bagian slot baterai AirTag A2187 juga terdapat tulisan yang ditulis secara melingkar.

Tulisan tersebut menginformasikan bahwa A2187 menggunakan baterai CR 2032 yang memiliki keluaran daya 3 volt.

Penemuan menjadi bukti bahwa AirTag yang ditemukan dua turis Australia itu benar-benar menggunakan baterai bawaan dari Panasonic yang dibuat di Indonesia.

Baca juga: Apa Itu Apple AirTag yang Bikin Turis Australia Batal Liburan di Bali?

Temuan lain juga terdapat dalam video yang diunggah kanal YouTube JerryRigEverything, yang biasa membuat video-video gadget yang diotak-atik.

Video berjudul “Apple AirTag Teardown!” yang berdurasi 5 menit 7 detik, Jerry membongkar AirTag dan menemukan baterai Panasonic CR 2032 (3V).

Meski tidak menyebut asal pembuatan baterai, di video tertulis bahwa baterai Panasonic itu “Made in Indonesia”, alias dibikin di Indonesia.

Dengan demikian, belum tentu AirTag yang ditemukan dalam tas dua turis Australia itu dimasukkan saat di bandara Bali. Bisa jadi perangkat AirTag tersebut kebetulan menggunakan baterai "Made in Indonesia" dari pabriknya.

Apa itu AirTag?

Apple AirTagslashgear.com Apple AirTag

Seperti yang diinformasikan di atas, AirTag adalah perangkat pelacak bikinan Apple yang berukuran kecil dan dapat disematkan ke dompet, tas, kunci, dan sebagainya.

Untuk melakukan pelacakan, pengguna dapat mengakses aplikasi Find My yang tersedia perangkat Apple, seperti iPhone, iPad, dan sebagainya. Ketika sudah tersambung, iPhone atau iPad bisa mengetahui lokasi AirTag lewat aplikasi FindMy.

AirTag juga dibekali speaker yang dapat mengeluarkan bunyi atau suara, guna membantu pengguna menemukan barang penting yang sudah disematkan AirTag. Hal inilah yang kerap membuat dua turis tersebut khawatir dengan keberadaan AirTag di tas mereka.

Baca juga: AirTag Dipakai untuk Menguntit, Apple Rilis Panduan Keselamatan

“Kami berdua adalah turis yang sangat berpengalaman, berhati-hati, dan tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya. Kami tidak pernah meninggalkan tas kami (yang bergaya backpacking) dan tas depan kami terkunci,” jelas Sinclair, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari 7 News, Senin (3/4/2023).

Mengingat keduanya tidak memiliki satu pun perangkat Apple, kemunculan AirTag di tas mereka diduga sebagai pertanda buruk. Wajar saja mereka merasa khawatir keberadaannya akan dilacak oleh orang asing.

Sejak saat itu, Sinclair dan Jane dihantui rasa takut dan tidak bisa menikmat liburan di Bali. Alhasil, dua turis perempuan ini memutuskan untuk pulang ke Australia lebih awal agar bisa terhindari dari penguntit dan menjauhkan diri dari kejahatan yang tidak diinginkan.

Untuk kisah lebih lengkapnya, bisa simak di artikel yang berjudul “2 Turis Australia Buru-buru Tinggalkan Bali Setelah Temukan AirTag di Tas Mereka”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com