Menurut Plt Dirut Bakti, Arief Tri Haryanto, per tahun 2017, ditetapkan 150.000 titik layanan Satria-1. Namun seiring waktu datanya berubah, sehingga diperlukan identifikasi ulang.
Baca juga: Satelit SS-1 Buatan Indonesia Diboyong ke ISS dengan Roket Elon Musk
"Awalnya 150.000 titik layanan, itu data 2017. Sekarang atau nanti awal 2024, tentu saja titik layanannya sudah berubah, Sekarang kami dalam proses identifikasi titik mana yang akan pakai Satria," ujarnya.
Satelit Satria sendiri merupakan proyek Kominfo yang diresmikan tahun 2019 dan ditargetkan siap beroperasi pada tahun ini.
Satelit internet Satria direncanakan meluncur pada orbit 146 BT menggunakan frekuensi Ka-band dengan teknologi very high throughput satellite (HTS) dengan kapasitas frekuensi 150 Gbps.
Proyek ini memiliki misi untuk mengentaskan masalah koneksivitas internet, khususnya di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terlular) serta daerah perbatasan di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.