Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Kirim Emoji Jempol, Seorang Petani Diseret ke Meja Hijau

Kompas.com - 12/07/2023, 09:31 WIB
Caroline Saskia,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penggunaan emoji saat chatting bisa membuat obrolan daring lebih hidup dan interakif. Akan tetapi, beberapa emoji kerap menimbulkan multitafsir bagi penerima dan pengirimnya.

Seperti yang terjadi di Kanada, di mana salah tafsir penggunaan emoji justru menyeret penggunanya ke meja hijau. Kejadian bermula ketika seorang pembeli biji-bijian bernama Kent Mickleborough menghubungi seorang petani bernama Chris Achter lewat aplikasi perpesanan.

Percakapan dimulai dengan penawaran pembelian biji rami dengan harga tertentu. Pembeli, yakni Mickleborough kemudian mengirim sebuah gambar berisi kontrak pengiriman bji rami tersebut.

Baca juga: 21 Emoji Baru di iOS 16.4 dan Artinya, Ada Emoji Wajah Bergetar hingga Simbol WiFi

Ia bermaksud meminta penjual, yakni Achter untuk mengonfirmasi kontrak pembelian tersebut. Nah, Achter lantas mengirim emoji jempol, tanpa teks apapun untuk memperjelas maksudnya. Di sinilah kesalahpahaman terjadi.

Mickleborough menganggap sang penjual menerima tawaran harga dan persetujuan kontrak yang dikirim lantaran membalas dengan emoji jempol. Akan tetapi, Achter mengelak.

Dia mengatakan bahwa emoji jempol itu bukan menyetujui penawaran harga yang diberikan Mickleborough, melainkan respons karena sudah menerima pesan yang dikirim Mickleborough.

Kesalahpahaman ini kemudian dibawa ke pengadilan King’s Bench di Provinsi Saskatchewon, Kanada. Timothy Keene, hakim yang memimpin jalannya persidangan, akhirnya mengakui dan menyetujui aturan baru.

Penggunaan emoji jempol dapat dijadikan sebagai respons dan alat komunikasi yang sah untuk menyetujui kontrak hukum.

Emoji jempol dapat dimaknai dengan dua arti, yakni konfirmasi dan penerimaan sebuah pesan. Hakim Keene menekankan pengadilan harus dapat beradaptasi terhadap berbagai macam bentuk komunikasi yang berkembang dan penggunaan emoji dalam keseharian.

Keene juga bakal mempertimbangkan kembali penggunaan emoji sebagai bagian dari realitas yang baru di masyarakat Kanada. Hal ini disebut penting karena membuka ranah baru terhadap penggunaan emoji di perjanjian kontrak.

Baca juga: Apple Rilis iOS 16.4 untuk iPhone, Bawa Deretan Emoji Baru

Sebab, emoji kini sudah menjadi sesuatu yang cukup melekat di kehidupan masyarakat digital. Emoji juga mendominasi interaksi digital tiap pengguna. Atas pertimbangan itu, hakim mengeluarkan pedoman baru untuk interpretasi penggunaan emoji dalam konteks legal.

Di sisi lain, kasus ini bisa menjadi preseden di masa depan. Sebab, beberapa emoji memiliki makna beragam. Emoji-emoji yang digunakan terkadang dapat ditafsirkan secara berbeda oleh tiap orang.

Salah satu kritik yang muncul adalah, memperbolehkan emoji masuk ke ranah hukum bakal memengaruhi bobot hukum, menyebabkan makna subjektif yang salah tafsir, hingga mempersulit kasus-kasus serupa di masa mendatang, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Android Police, Rabu (12/7/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com