Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Mendur Bersaudara, "Bersenjatakan" Kamera Leica, Abadikan Detik-detik Proklamasi

Kompas.com - 17/08/2023, 11:02 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Menjelang pukul 10.00 WIB, Soekarno-Hatta dan tokoh nasional lainnya keluar dari rumah. Tak lama kemudian, Bung Karno mengeluarkan secarik kertas dari sakunya dan membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Seusai pembacaan teks proklamasi oleh Bung Karno, pecahlah pekik "Merdeka!" berulang-ulang oleh hadirin yang ada sembari mengepalkan tangan ke udara.

Frans diceritakan yang turut larut emosinya, sehingga nyaris lupa menjepretkan kamera. Ketika itu, diceritakan hanya Alex dan Frans Mendur yang mengabadikan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI.

Frans sempat menjepret tiga foto bersejarah, yakni saat Soekarno membacakan teks proklamasi, pengibaran bendera merah putih oleh anggota Pembela Tanah Air (PETA) Kolonel Latief Hendradiningrat, dan suasana upacara pengibaran bendera Merah Putih.

Baca juga: 100 Gambar Ucapan HUT Ke-78 RI buat Rayakan Hari Kemerdekaan Indonesia

Ketiga foto inilah yang kini banyak beredar di buku sejarah dan pelajaran sehingga bisa terus dikenang oleh masyarakat Indonesia. Foto jepretan Frans ini juga yang menjadi saksi kunci momen bersejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agusuts 1945.

36 foto Proklamasi RI jepretan Alex dimusnahkan Jepang

Sebenarnya, menurut anak Alex Mendur, Lexi, ayahnya menjadi orang yang paling banyak memotret detik-detik proklamasi. Alex diceritakan menghabiskan satu rol film penuh berisi 36 foto untuk mengabadikan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI.

Hal ini diungkap Lexi dalam buku bertajuk "Alexius Impurung Mendur (Alex Mendur) yang ditulis oleh Wiwi Kuswiah. Buku ini dipublikasi pada 1986 oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional sebagai bagian dari Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah nasional Jakarta.

Diceritakan, setelah tugas di Pegangsaan selesai, Alex cepat-cepat pulang kembali ke kantornya dan langsung memproses rol film-nya. Sayangnya, semua foto tersebut dirampas dan dimusnahkan oleh tentara Jepang.

Berbeda dengan Alex, Frans Mendur tidak langsung memproses rol film miliknya. Frans diceritakan menyembunyikan rol film itu dengan cara menguburnya di halaman belakang kantor Asia Raya.

Rol film milik Frans yang berhasil diselamatkan itu baru bisa diproses enam bulan sejak pembacaan teks proklamasi. Hasil bidikan Frans akhirnya diterbitkan di halaman pertama Harian Merdeka edisi 20 Februari 1946.

Cetakan foto bersejarah yang dijepret Frans itulah yang abadi sampai sekarang. Murid-murid sekolah yang tengah belajar sejarah bisa menyaksikan detik-detik saat Bung Karno membaca teks proklamasi didampingi Bung Hatta serta pengibaran Sang Saka Merah Putih, lewat jepretan kamera Frans.

Baca juga: 100 Link Download Twibbon 17 Agustus 2023 Menarik buat Rayakan HUT Ke-78 RI

Setelah proklamasi, Alex dan Frans mendirikan Indonesia Press Photo Service (IPPHOS) pada 2 Oktober 1946. Pendirian tersebut bertujuan untuk menyediakan foto-foto kepada kantor berita lokal dan asing mengenai keadaan serta perjuangan kemerdekaan di Indonesia.

Para fotografer IPPHOS diberi kredit untuk banyak foto terkenal yang mendokumentasikan perjuangan kemerdekaan dan dipandang sebagai "saksi" penting sejarah.

Penghargaan dan Tugu Pers Mendur

Jolly Rompas, pengelola Tugu Pers Mendur, berdiri di depan patung Alex Impurung Mendur (kiri) dan Frans Soemarto Mendur di Kelurahan Talikuran, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (22/1/2014). Tugu Pers Mendur didirikan untuk mengenang jasa kakak beradik tersebut yang mengabadikan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia lewat kamera mereka. Keduanya adalah putra asli Minahasa.KOMPAS/ARIS PRASETYO Jolly Rompas, pengelola Tugu Pers Mendur, berdiri di depan patung Alex Impurung Mendur (kiri) dan Frans Soemarto Mendur di Kelurahan Talikuran, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Rabu (22/1/2014). Tugu Pers Mendur didirikan untuk mengenang jasa kakak beradik tersebut yang mengabadikan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia lewat kamera mereka. Keduanya adalah putra asli Minahasa.
Alex Mendur meninggal pada 30 Desember 1984 pada usia 77 tahun, sedangkan Frans Mendur meninggal pada 24 April 1971 pada usia 58 tahun.

Keduanya menerima Bintang Jasa Utama pada 9 November 2009 untuk peran jurnalistik foto pada awal republik. Tahun berikutnya, mereka menerima Bintang Mahaputera Nararya pada 12 November 2010.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com