Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Upaya Google Cegah Sebaran Malware dan Phishing di Play Store

Kompas.com - 11/09/2023, 20:00 WIB
Mikhaangelo Fabialdi Nurhapy,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Toko aplikasi berbasis sistem operasi (OS) Android, Google Play Store memiliki lebih dari 2,6 juta aplikasi dari seluruh penjuru dunia.

Jenis aplikasi yang tersedia bermacam-macam, mulai dari media sosial, e-commerce, gaming, dan masih banyak lainnya. Akan tetapi, ada beberapa aplikasi yang dimanfaatkan oknum developer untuk menyebarkan konten berbahaya, seperti phishing dan malware.

Phising adalah sebuah upaya menjebak korban untuk mencuri informasi pribadi, seperti nomor rekening bank, kata sandi, dan nomor kartu kredit.

Sementara malware adalah piranti lunak berbahaya yang bisa melemahkan perangkat. Tujuan penyebaran malware umumnya tindakan kriminal, seperti mencuri data, menyebabkan kekacauan, dan merusak perangkat.

Baca juga: Google Izinkan Pengembang Jualan NFT di Play Store, tapi Tidak Sembarangan

Kendati demikian, Google tidak tinggal diam. Sejumlah upaya dilakukan untuk menangkal penyusupan phishing dan malware yang beredar di toko aplikasinya, sehingga bisa membahayakan perangkat Android.

Google mengatakan setidaknya ada tiga program untuk melindungi pengguna perangkat Android dari ancaman konten berbahaya yang tersebar di Google Play Store, yakni Google Play Protect, Google Play Billing, dan Kids Safe.

Google Play Protect

Google Play Protect merupakan layanan yang utamanya berguna untuk mendeteksi aplikasi phishing dan malware.

"Google Play memiliki layanan perlindungan dari aplikasi berbahaya bernama Google Play Protect," kata Abhineet Kaul selaku Director Economics Strategy di Access Partnership dalam acara diskusi "Play & Android Insights 2.0" di Jakarta, Senin (11/9/2023).

"Teknologi ini memindai sekitar 125 miliar aplikasi di semua perangkat Android setiap harinya untuk melindungi pengguna dari ancaman phishing dan malware," imbuhnya.

Google Play Protect juga akan memeriksa aplikasi sebelum pengguna mengunduhnya dari Play Store. Sehingga, sebaran malware yang tertanam di aplikasi berbahaya, bisa diminimalisasi.

Usai mendeteksi ancaman, layanan ini bakal mengingatkan pengguna terkait bahaya tersebut, dan menghapus aplikasi itu dari perangkat pengguna jika sudah telanjur mengunduhnya.

Perlu dicatat, Google Play Protect tidak hanya mendeteksi malware dari aplikasi yang diunduh dari Google Play saja, tetapi juga aplikasi dari sumber pihak ketiga.

Hal ini dimungkinkan oleh kombinasi teknologi pembelajaran mesin (machine learning) tingkat lanjut, dan ulasan pengguna untuk aplikasi yang ingin diunduh.

Adapun Google Play Protect sudah diaktifkan secara default di perangkat Android. Untuk memastikan, pengguna bisa membuka aplikasi Google Play Store, kemudian menekan foto profil di bagian kanan atas aplikasi.

Selanjutnya, ketuk "Play Protect", "Settings", dan pastikan opsi "Scan apps with Play Protect" sudah aktif.

Baca juga: Kenapa Pembayaran Google Play Ditolak? Begini Cara Mengatasinya

Director Economics Strategy di Access Partnership, Abhineet Kaul (tengah) menjelaskan tiga upaya Google Play untuk mencegah peredaran phishing dan malware di toko aplikasi Play Store. Kaul hadir di acara diskusi Play & Android Insights 2.0 di Google Office Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (11/9/2023) melalui sambungan telekonferensi.
KOMPAS.com/Mikhaangelo Fabialdi Nurhapy Director Economics Strategy di Access Partnership, Abhineet Kaul (tengah) menjelaskan tiga upaya Google Play untuk mencegah peredaran phishing dan malware di toko aplikasi Play Store. Kaul hadir di acara diskusi Play & Android Insights 2.0 di Google Office Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (11/9/2023) melalui sambungan telekonferensi.

Google Play Billing

Selain Google Play Protect, Google juga memiliki sistem pembayaran "Google Play Billing" yang diklaim aman digunakan, untuk pembelian produk digital, termasuk pembelian dalam aplikasi (In-App Purchases/IAP).

"Google Play Billing memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi di lebih dari 100 negara dengan satu mekanisme pembayaran," ujar Kaul.

Saat membeli produk di Google Play Store, informasi pembayaran pengguna disimpan ke akun Google pribadi, tetapi tidak akan dibagikan kepada developer aplikasi.

Pembelian yang tidak disengaja juga bisa dicegah dengan mengaktifkan fitur autentikasi.

Pengguna pun bisa mengatur anggaran bulanan serta menggunakan sistem pengembalian dana (refund) untuk mengembalikan produk yang dibeli.

Baca juga: Cara Cek Langganan Google Play agar E-wallet atau Pulsa Tidak Terpotong Otomatis

Kids Safe

Terakhir, ada program "Kids Safe" untuk melindungi anak-anak dari konten berbahaya.

"Kita bisa melindungi anak-anak dari konten phishing dan malware melalui program Kids Safe," kata Kaul.

Salah satu fitur penting dalam program Kids Safe adalah kontrol orang tua (Parental Controls). Dengan fitur ini, pengguna bisa mengontrol konten apa yang bisa diunduh atau dibeli anak lewat Google Play Store.

Untuk mengaktifkan Parental Controls, pengguna bisa mengakses aplikasi Google Play, lalu mengetuk foto profil di bagian kanan atas aplikasi. Selanjutnya, ketuk "Settings", "Family", dan "Parental Controls".

Buatlah kode pin rahasia yang tidak diketahui oleh orang lain, kemudian tentukan tipe konten apa saja yang ingin dibatasi untuk anak. Dengan begitu, anak tidak akan mengunduh aplikasi yang berpotensi berbahaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com