Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9.000 Karyawan Industri Video Game Di-PHK pada 2023

Kompas.com - 03/01/2024, 15:05 WIB
Mikhaangelo Fabialdi Nurhapy,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber The Verge

KOMPAS.com - Bagi para pencinta game, tahun 2023 boleh jadi tahun yang sangat baik. Sebab, ada banyak game berkualitas yang dirilis pada lalu.

Sebut saja Baldur's Gate 3, The Legend of Zelda: Tears of the Kingdom, Marvel's Spider-Man 2, Alan Wake II, dan masih banyak lagi. Deretan game tersebut dibanjiri pujian oleh kritikus dan pemain.

Namun tidak bagi mereka yang bekerja di balik layar industri game. Pasalnya, tercatat lebih dari 9.000 karyawan di industri game mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) sepanjang 2023.

Salah satu perusahaan game yang melakukan perampingan tenaga kerja adalah Epic Games. Pada September 2023, perusahaan di balik game battle royale Fortnite dan mesin pengembang game Unreal Engine ini mem-PHK sekitar 830 karyawannya atau sekitar 16 persen karyawan.

Menurut Tim Sweeney selaku CEO Epic Games, pemecatan terpaksa dilakukan karena perusahaan berbasis Amerika Serikat itu lebih banyak mengeluarkan uang dibanding mendulang pendapatan.

Baca juga: Source Code Game GTA 5 Beredar di Telegram dan Discord

"Kami telah menghabiskan jauh lebih banyak uang dibanding pendapatan yang kami peroleh. Saya sudah lama optimistis bahwa kami bisa melewati transisi ini tanpa PHK, tetapi jika dipikir-pikir, saya melihat hal ini tidak realistis," kata Sweeney.

Kemudian pada November 2023, giliran Ubisoft yang melakukan layoff. Publisher game Assassin's Creed dan Far Cry tersebut memecat 124 karyawan yang bekerja di studio efek visualnya, Hybride, dan tim IT global Ubisoft.

Juru bicara Ubisoft, Antoine Leduc-Labelle menjelaskan bahwa perampingan ini dilakukan sebagai bentuk restrukturisasi perusahaan. Hal ini dipercaya akan berpengaruh pada kesuksesan Ubisoft jangka panjang.

PHK juga terjadi di perusahaan Embracer Group. Embracer Group sebelumnya mengakuisisi belasan perusahaan game seperti THQ Nordic, Gearbox Entertainment, Saber Interactive, Coffee Stain, dan masih banyak lagi.

ilustrasi Embracer GroupEmbracer Group ilustrasi Embracer Group
Perusahaan asal Swedia ini juga mengakuisisi hak kekayaan intelektual untuk seri novel populer The Lord of the Rings dan The Hobbit. Artinya mereka bisa membuat film, game, board game, dan merchandise baru yang berkaitan dengan kedua seri tersebut.

Namun, pada 2023 Embracer Group melakukan restrukturisasi organisasi akibat kegagalan kesepakatan investasi senilai 2 miliar dollar AS (sekitar Rp 30 triliun).

Kesepakatan tersebut dilakukan dengan Savvy Games Group, yakni anak dari yayasan Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi.

Sebagai akibat dari kegagalan kesepakatan ini, Embracer menutup tiga studio game, berusaha menjual studio lain yang dimilikinya, membatalkan sejumlah proyek game, dan mem-PHK lebih dari 900 karyawan.

Lebih spesifiknya, Embracer menutup studio game Volition, Campfire Cabal, dan Free Radical. Kemudian, Embracer juga berusaha menjual Gearbox selaku developer seri Borderlands. Layoff dilakukan untuk Crystal Dynamics, Beamdog, Zen Studios, dan masih banyak lagi.

"Kami bertekad untuk mengubah Embracer menjadi perusahaan yang lebih ramping dan kuat. Meski demikian, terasa menyakitkan bahwa anda (900 karyawan yang di-PHK) harus meninggalkan perusahaan ini," kata CEO Embracer Group Lars Wingefors.

"Kami telah, dan sedang melakukan segala yang kami bisa lakukan untuk mempertahankan karyawan kami tanpa mengubah apa yang perlu kami capai," imbuhnya.

Di samping sejumlah perusahaan game di atas, perusahaan Hasbro mem-PHK 1.000 karyawan, termasuk kebanyakan karyawan yang mengembangkan Baldur's Gate 3 bersama Larian Studios.

Publisher game EA Sports FC 24, Electronic Arts melakukan perampingan sebanyak 6 persen karyawannya, atau sekitar 780 orang.

Baca juga: Electronic Arts PHK Karyawan Pembuat Game Formula 1 dan Dirt

Perusahaan lainnya yang terdampak mencakup BioWare (50 karyawan), Microsoft (95 karyawan di 343 Industries), Bungie (100 karyawan), Naughty Dog (25 karyawan), Amazon (180 karyawan), CD Projekt Red (100 karyawan), Sega (tidak diumbar), Unity (1.100 karyawan), Activision Blizzard (50 karyawan), dan lain-lain.

Seperti yang disinggung sebelumnya, layoff ini dilakukan karena berbagai faktor, misalnya untuk menghemat biaya operasional.

Berkaca dari perusahaan game Nintendo, sebenarnya ada cara lain untuk bertahan di tengah kegagalan, meski mungkin tidak begitu signifikan.

Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari The Verge, Rabu (3/1/2024), pada tahun 2013 petinggi Nintendo diketahui memotong gajinya sendiri setelah konsol Wii U kurang laku di pasaran. Hal ini dilakukan untuk mencegah pemecatan karyawan.

Menurut Iwata Satoru selaku presiden Nintendo saat itu, pemecatan tentunya akan berpengaruh pada semangat kerja karyawan.

"Jika kami mengurangi jumlah karyawan demi hasil keuangan jangka pendek, semangat kerja karyawan akan menurun," katanya dalam tanya jawab dengan para investor.

"Saya benar-benar meragukan karyawan yang takut diberhentikan akan mampu mengembangkan game yang dapat mengesankan orang di seluruh dunia," lanjutnya.

Pemotongan gaji para petinggi ini sebelumnya juga dilakukan pada 2011, tepatnya setelah penjualan konsol genggam Nintendo 3DS yang lesu mendorong Nintendo untuk memangkas harga jual produk tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com