Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dijual Rp 54 Juta, Ongkos Produksi Headset AR Apple Vision Pro Cuma Setengahnya

Kompas.com - 26/02/2024, 17:01 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Headset AR (augmented reality) pertama bikinan Apple, Vision Pro resmi dijual seharga 3.500 dollar AS atau setara Rp 54,6 juta (kurs 15.613) di Amerika Serikat. Dengan banderol harga tersebut, Apple Vision Pro menjadi salah satu produk mahal yang diproduksi Apple.

Harga yang tergolong tinggi itu diyakini untuk menutup ongkos produksi yang tinggi pula dari Apple Vision Pro. Hampir setengah dari harga Apple Vision Pro tersebut disebut digunakan untuk komponen yang harganya mahal pula.

Menurut analis di firma riset Omdia, bill of material atau biaya produksi untuk Apple Vision Pro diestimasikan mencapai 1.542 dollar AS (sekitar Rp 24,1 juta) per headset. Ini setara dengan 44 persen dari harga jual Apple Vision Pro.

Angka ini diyakini mencakup ongkos pembelian komponen untuk masing-masing headset. Belum memperhitungkan biaya lain yang mungkin dikeluarkan Apple, seperti anggaran penelitian dan pengembangan (R&D) dan biaya pemasaran headset.

Baca juga: Bikin Pusing dan Mual, Keluhan Pengguna yang Batal Beli Apple Vision Pro

Omdia memperkirakan, komponen termahal dari headset AR Apple Vision Pro ini adalah dua layar mikro OLED bikinan Sony, yang berharga 228 dollar AS (sekitar Rp 3,5 juta) per layar. Dengan resolusi sekitar 3.380 piksel per inci, layar ini bisa dibilang merupakan bagian terpenting untuk memberikan resolusi tinggi dan kualitas gambar baik untuk Apple Vision Pro.

Ilustrasi proses pembongkaran Apple Vision Pro tahap awal.YouTube/iFixit Ilustrasi proses pembongkaran Apple Vision Pro tahap awal.
Komponen kedua dengan biaya termahal adalah chipset yang digunakan untuk mendukung pengalaman tersebut. Apple Pro Vision ditenagai chipset yang mencakup chip M2 serta chip R1 yang mengelola sensor khusus. Namun, tak diungkap berapa estimasi harga untuk komponen chipset ini.

Analis menyebut, biaya produksi setiap headset yang sangat tinggi masih masuk akal bagi Apple, meskipun prospek keuntungan kecil untuk perangkat Apple Vision pro generasi pertama.

Namun, diharapkan Apple akan bisa menekam ongkos produksi headset AR ini ke depannya dengan adanya model-model baru yang diharapkan di masa depan, serta penyempurnaan dalam produksi komponen dan manfaat skala ekonomi, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Apple Insider, Senin (26/2/2024).

Spesifikasi Apple Vision Pro

Apple Vision Pro mulai bisa dipesan di AS seharga 3.500 dollar AS (sekitar Rp 55,2 juta). Dalam 10 hari masa PO, Apple Visio  Pro diklaim sudah laku 200.000 unit.Apple Apple Vision Pro mulai bisa dipesan di AS seharga 3.500 dollar AS (sekitar Rp 55,2 juta). Dalam 10 hari masa PO, Apple Visio Pro diklaim sudah laku 200.000 unit.
Berbeda dengan headset AR atau VR (virtual reality) yang sudah ada di pasaran, Apple Vision Pro hadir dengan kacamata (disebut Light Seal) yang transparan, alias mirip dengan kacamata "reguler" pada umumnya, sehingga terlihat lebih "manusiawi" saat digunakan.

Maksud dari manusiawi, pengguna bisa melihat kondisi asli lingkungan dan orang lain yang ada di sekitar mereka ketika mengenakan headset AR ini.

Biasanya, headset AR atau VR pada umumya memiliki bagian depan yang sepenuhnya ditutupi oleh lapisan cangkang perangkat, sehingga mata pengguna tidak akan terlihat.

Menurut Apple, kemampuan kacamata transparan ini dimungkinkan berkat fitur EyeSight. Fitur ini juga bisa menyamarkan efek transparan pada kacamata ketika pengguna sedang menikmati konten VR.

Dengan begitu, pengguna lain tidak akan bisa melihat mata pengguna Apple Vision Pro seperti mode transparan biasa atau default tadi.

Ilustrasi menggunakan headset Apple Vision ProApple Ilustrasi menggunakan headset Apple Vision Pro
Dari aspek software, Apple Vision Pro dibekali dengan tampilan antarmuka (UI) baru yang bernama visionOS. UI ini menawarkan kemampuan menjelajah konten dan bernavigasi antar aplikasi iOS tanpa menggunakan alat pengendali tambahan.

Dengan kata lain, pengguna bisa membuka aplikasi, seperti FaceTime, Safari, dan lain sebagainya, serta menikmati beragam konten hanya dengan pandangan, gestur tangan, gestur kepala, hingga perintah suara.

Baca juga: Mark Zuckerberg Ikutan Review Apple Vision Pro, Dibandingkan dengan Meta Quest

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Elon Musk Resmikan Internet Satelit Starlink di Indonesia

Internet
Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Telkomsel Hadirkan Aneka Layanan dan Paket Khusus Haji

Internet
Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Saingi AMD, Nvidia dan MediaTek Dikabarkan Bikin Chip Konsol Game

Hardware
Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Cara Menjadwalkan Ulang dan Membatalkan Rapat di Google Meet

Software
Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Apa Itu Ambient Mode di YouTube dan Cara Mengaktifkannya?

Software
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Vs Samsung Galaxy S24 Plus

Gadget
Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

Telkomsat Gandeng Starlink untuk Hadirkan Layanan Enterprise di Indonesia

e-Business
Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Cara Membagi Layar Laptop Menjadi 2 di Macbook dengan Mudah dan Praktis

Software
Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Foto WhatsApp Tidak Ada di Galeri, Begini Cara Mengatasinya

Internet
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui dengan Mudah dan Praktis

e-Business
Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

Samsung Sindir Iklan Apple iPad Pro: Kreativitas Tak Bisa Dihancurin

e-Business
Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Microsoft Bikin Controller Xbox Khusus Penyandang Disabilitas, Bisa Dicopot dan Disusun Sesuai Kebutuhan

Game
Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

Elon Musk Tiba di Bali untuk Resmikan Starlink di Indonesia

e-Business
Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuat Tulisan Bergaris Bawah di WhatsApp dengan Mudah dan Praktis

Software
Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

Rutinitas CEO Nvidia Jensen Huang, Kerja 14 Jam Sehari dan Sering Makan di Kantin Bareng Karyawan

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com