Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bitcoin Mulai Jadi Alternatif Investasi Emas

Kompas.com - 13/03/2024, 10:31 WIB
Mikhaangelo Fabialdi Nurhapy,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aset kripto (cryptocurrency) Bitcoin (BTC) disebut lebih populer ketimbang komoditas emas di portofolio investor.

Menurut institusi finansial JPMorgan, kepopuleran ini dibantu oleh harga aset kripto Bitcoin yang terus mencetak rekor baru. Harga Bitcoin tembus ke level tertinggi 72.886 dollar AS (sekitar Rp 1,13 miliar) per keping pada Senin (11/3/2024) pagi.

Pada nilai nominalnya, emas seharusnya memiliki persentase portofolio yang lebih tinggi dibandingkan Bitcoin, mengingat estimasi bahwa emas dengan nilai sekitar 3,3 triliun dollar AS (sekitar Rp 51.126 triliun) disimpan untuk tujuan investasi.

Jika emas dan Bitcoin dibandingkan berdasarkan jumlah notional (jumlah mata uang yang akan dijual dan dibeli), alokasi Bitcoin tampak lebih rendah, mengingat kapitalisasi pasar aset kripto itu berada di sekitar 1,3 triliun dollar AS (kira-kira Rp 20.139 triliun).

Baca juga: Harga Bitcoin Tembus Rekor Baru Rp 1,1 Miliar

Namun, perlu dicatat bahwa volatilitas Bitcoin 3,7 kali lebih besar dibandingkan emas. Volatilitas itu sendiri mengacu pada tingkat fluktuasi atau perubahan harga mata uang kripto yang cepat dalam periode waktu yang pendek.

"Kebanyakan investor mempertimbangkan risiko dan volatilitas ketika mereka mengalokasikan seluruh kelas aset (class asset)," kata Nikolaos Panigirtzoglou selaku Global Market Strategist JPMorgan.

"Mengingat volatilitas Bitcoin 3,7 kali lipat lebih besar ketimbang emas, tidak realistis mengharapkan Bitcoin bisa menyamai emas di portofolio investor dalam jumlah notional," imbuhnya.

Panigirtzoglou kemudian menjelaskan jika Bitcoin diasumsikan menyamai emas dalam hal modal risiko (risk capital), alokasi yang diimplikasikan akan turun menjadi 3,3 triliun dollar AS dibagi 3,7, yang hasilnya adalah 0,9 triliun dollar AS (setara Rp 13.965 triliun).

Ketika disesuaikan, ia menemukan bahwa alokasi Bitcoin setara dengan emas dengan harga 45.000 dollar AS (setara Rp 697,1 juta).

Baca juga: Tren To the Moon Berlanjut, Harga Bitcoin Tembus Rp 1 Miliar

"Dengan kata lain, dengan harga Bitcoin di kisaran 68.000 dollar AS saat ini (sekitar Rp 1.052 miliar), alokasi yang diimplikasikan untuk Bitcoin dalam portofolio investor telah melampaui emas, jika volumenya disesuaikan," lanjut Panigirtzoglou.

Bitcoin to the moon

Ilustrasi aset kripto Bitcoin.Unsplash/kanchanara Ilustrasi aset kripto Bitcoin.
Seperti yang sebelumnya disebutkan, Bitcoin sedang meroket"to the moon". Pada saat yang bersamaan, emas juga pada Jumat (8/3/2024) telah mencapai rekor baru dengan harga 2.155 dollar AS (sekitar Rp 33,3 juta) per seratus gram.

Ada tiga penyebab utama mengapa uang kripto BTC terus meningkat.

Pertama, pergerakan harga terbaru BTC ke level hampir 73.000 dollar AS per keping terjadi ketika regulator keuangan Inggris memberikan sinyal positif untuk produk surat utang yang diperdagangkan di bursa atau exchange-traded notes (ETN) yang didukung kripto.

Alasan lain yang sebelumnya mendongkrak harga BTC merangkak naik adalah adanya sentimen positif terhadap keputusan Pemerintah Amerika Serikat melalui Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) yang menyetujui exchange-tranded funds (ETF) berbasis Bitcoin pada Rabu (10/1/2024) waktu setempat.

Ini pertama kalinya regulator AS memberikan restu pada ETF Bitcoin. ETF Bitcoin spot itu sendiri kumpulan aset yang berfungsi seperti reksa dana.

Baca juga: Identitas Penemu Bitcoin Satoshi Nakamoto Akan Diungkap Pengadilan?

Selanjutnya, peristiwa "halving day" yang akan terjadi pada sekitar 19 atau 20 April 2024 juga diyakini membuat harga BTC to the moon. Bitcoin halving adalah peristiwa yang terjadi empat tahun sekali.

Sesuai dengan namanya, halving pasokan Bitcoin adalah peristiwa di mana imbalan untuk menambang blok baru di blockchain Bitcoin dipotong setengahnya.

Setelah halving day, hadiah BTC yang diberikan kepada penambang akan dikurangi dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC per blok. Tujuan halving day antara lain untuk membatasi pasokan dan menekan inflasi BTC. Halving day biasanya membuat harga Bitcoin naik secara signifikan.

Di sisi lain, harga emas meningkat karena komoditas ini disebut bakal mempertahankan nilai jualnya atau bahkan meningkat di tengah turbulensi pasar, dalam hal ini perang di Ukraina dan konflik di Jalur Gaza yang masih berlanjut.

Menurut JPMorgan, keseluruhan arus masuk ke kedua komoditas yang dijelaskan sebelumnya sekarang berjumlah 9 miliar dollar AS (setara Rp 139,4 triliun), walaupun tidak semuanya merupakan dana segar alias fresh money.

Dengan menggunakan ETF emas sebagai panduan, dana Bitcoin disebut pada akhirnya bisa menampung sekitar 62 miliar dollar AS (sekitar Rp 960,4 triliun), sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Business Insider, Rabu (13/3/2024).

"Menurut kami, ini adalah target realistis dari potensi ukuran ETF Bitcoin spot dari waktu ke waktu, mungkin dalam jangka waktu dua hingga tiga tahun, meski sebagian besar arus masuk bersih yang tersirat dapat mewakili pergeseran rotasi yang berkelanjutan dari instrumen yang ada ke ETF," kata JPMorgan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com