Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Identitas Penemu Bitcoin "Satoshi Nakamoto" Akan Diungkap Pengadilan?

Kompas.com - 29/11/2021, 07:02 WIB
Conney Stephanie,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber NYPost

KOMPAS.com - Hingga kini, tak ada yang tahu siapa "Satoshi Nakamoto", sosok yang dianggap sebagai pencipta mata uang digital, Bitcoin.

Namun, misteri tentang nama "Satoshi Nakamoto" itu kemungkinan akan segera terkuak. Pasalnya, identitas asli "Satoshi Nakamoto" dilaporkan bakal segera diungkap dalam kasus pengadilan di Florida, Amerika Serikat.

Satoshi Nakamoto merupakan nama samaran yang selama ini disebut sebagai penemu Bitcoin, saat memperkenalkan mata uang kripto itu pada 2008 lalu.

Baca juga: Bitcoin dan Misteri Satoshi Nakamoto

Setelah lebih dari satu dekade menjadi misteri, identitas asli Satoshi Nakamoto akan diungkap dalam perkara hak kepemilikan lebih dari 1 juta Bitcoin.

Perkara ini bermula saat keluarga mendiang ilmuwan komputer, David Kleiman, mengaku bahwa dia dan seorang temannya bernama Craight Wright, telah menciptakan cryptocurrency Bitcoin dengan nama Satoshi Nakamoto.

Craig Wright sendiri adalah seorang pengusaha asal Australia yang mengklaim bahwa dirinya adalah pendiri Bitcoin, dengan identitas nama samaran Satoshi Nakamoto.

Akan tetapi, klaim tersebut masih dianggap meragukan dan menimbulkan kontroversi di kalangan komunitas cryptocurrency.

Sebab, hingga kini, Wright belum pernah menunjukkan bukti nyata, apakah ia benar-benar memiliki akses ke dompet Bitcoin atas nama Satoshi Nakamoto itu atau tidak.

Di sisi lain, ahli waris Kleiman berpendapat bahwa David Kleiman, yang telah meninggal pada 2013 lalu itu, juga merupakan sosok yang menciptakan Bitcoin.

Baca juga: Satoshi Nakamoto Mengaku Bukan Pencipta Bitcoin

Keluarga Kleiman mengatakan, mereka memiliki bukti yang menunjukkan bahwa David Kleiman dan Craig Wright pernah menjalin kemitraan.

Alhasil, ahli waris Kleiman pun menuntut untuk mendapatkan setengah dari simpanan Bitcoin di dompet milik Satoshi Nakamoto, yang diperkirakan bernilai 70 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.000 triliun.

"Kami memiliki bukti yang menunjukkan bahwa mereka pernah menjalin kemitraan untuk membuat dan menambang lebih dari satu juta Bitcoin," kata Vel Freedman, pengacara dari keluarga Kleiman.

Menurut keluarga Kleiman, pihaknya pernah membantu Wright menulis white paper Bitcoin dan meluncurkan mata uang kripto itu bersamanya pada Oktober 2008 lalu.

Atas klaim tersebut, keluarga Kleiman menganggap bahwa mereka berhak memiliki sebagian aset Bitcoin atas nama Satoshi Nakamoto.

Baca juga: Harga Bitcoin dkk Anjlok karena Varian Baru Covid-19

Kendati demikian, pengacara Wright berpendapat bahwa kliennya adalah satu-satunya pencipta Bitcoin, dan tidak pernah menjalin kemitraan dengan David Kleiman.

"Kami yakin pengadilan tidak akan menemukan bukti apa pun untuk menunjukkan bahwa mereka pernah menjalin kemitraan," kata Andres Rivero, pengacara Wright.

Dihimpun KompasTekno dari NYPost, Senin (29/11/2021), dompet Bitcoin Satoshi Nakamoto hingga kini tidak pernah disentuh oleh siapa pun. Jika ada yang mengaku sebagai Satoshi Nakamoto si pencipta Bitcoin, tentu pembuktiannya adalah dengan membuka dompet tersebut.

Lantas, siapakah Satoshi Nakamoto sebenarnya? Tampaknya, hal ini masih menjadi pertanyaan besar yang belum diketahui secara pasti jawabannya. Yang jelas, hasil karyanya kini berpengaruh dan dikenal oleh banyak orang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber NYPost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com