Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cyanogen, OS "Oprekan" Pesaing Android Berhenti Akhir 2016

Kompas.com - 25/12/2016, 14:20 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com - Cyanogen, startup yang biasa mengoprek sistem operasi Android buatan Google agar lebih kencang dan sempurna, mengumumkan menghentikan operasinya pada akhir Desember 2016. Pengumuman ini menyusul rumor yang sebelumnya telah beredar.

Pengumuman penghentian operasi Cyanogen dimuat di blog resmi perusahaan, Jumat (23/12/2016) lalu. Menurut Cyanogen, seperti dikutip KompasTekno, Minggu (25/12/2016), sistem operasi Android yang diracik oleh Cyanogen dan semua layanan perusahaannya bakal dihentikan pada Sabtu (31/12/2016) mendatang.

Meski menghentikan seluruh aktivitasnya, namun source code Cyanogen OS akan tetap tersedia dan proyek open source-nya tetap berjalan dan bisa dimanfaatkan oleh para developer yang tetap ingin membangun CyanogenMods untuk kebutuhan personal.

Bagaimana nasib pengguna Cyanogen?

Lantas, bagaimana nasib pemilik smartphone yang menjalankan sistem operasi racikan Cyanogen? Keputusan penghentian operasi ini diharapkan tidak sampai mengganggu smartphone ber-OS Cyanogen, seperti OnePlus One, Smartfren Andromax Q, dan Lenovo Zuk Z1. Namun semuanya masih belum jelas hingga awal tahun 2017 nanti.

Pemilik smartphone dengan OS Cyanogen kini direkomendasikan untuk mulai belajar dan beralih ke CyanogenMod ROM, yang merupakan produk non-komersil Cyanogen dan dikembangkan oleh komunitas pimpinan mantan co-founder Cyanogen, Steve Klondik.

Namun, berbeda dengan Cyanogen OS yang setiap rilisnya dijamain stabil, CyanogenMod OS lebih bergantung kepada kontribusi komunitas, dan setiap rilis terbarunya belum tentu stabil.

Baca: Menjajal Android “Cyanogen” Lenovo Zuk Z1

Kubu CyanogenMod sendiri setelah mengetahui rencana Cyanogen OS akan menghentikan operasinya, mengatakan bahwa walau infrastruktur di balik CyanogenMod dihentikan, namun mereka akan tetap melangsungkan hidup sistem operasi tersebut. Untuk tujuan itu, mereka membuat proyek yang diberi nama Lineage.

Menurut tim CyanogenMod, Lineage akan kembali bergantung ke komunitas akar rumput dan menjamin akan membuat sistem operasi Android oprekan dengan kualitas yang profesional dan bisa diandalkan.

Sulit diadopsi

Software bikinan Cyanogen sendiri memang sulit mendapat perhatian dari vendor smartphone, meski menawarkan kinerja yang lebih baik. Pasalnya, jika mereka ingin memasang OS Cyanogen di ponsel Android buatannya, maka vendor harus menanggalkan layanan Google sepenuhnya dan menggunakan aplikasi alternatif yang disediakan Cyanogen.

OnePlus yang dahulu menjadi rekanan terbesar Cyanogen juga memutuskan untuk menghentikan kerja samaantara keduanya. Belakangan, OnePlus memilih membangun OS Android sendiri, yakni Oxygen OS.

Oik Yusuf/KOMPAS.com Model memamerkan ponsel 4G LTE pertama Smartfren yang menjalankan custom ROM Cyanogen 12 berbasis sistem operasi Android 5.0 Lollipop di Jakarta, Selasa (9/6/2015).

Di Indonesia, Cyanogen sempat bekerja sama dengan operator Smartfren menghadirkan smartphone Andromax Q. Smartphone pertama Smartfren dengan OS Cyanogen itu dirilis pada Juni 2015 lalu.

Baca: Smartfren Luncurkan Ponsel 4G LTE Cyanogen Rp 1 Jutaan

Cyanogen sendiri telah berusaha mengubah gaya jualan OS-nya itu dengan tidak lagi mem-bundling aplikasi lain yang direkomendasikan. Produsen smartphone Android tetap bisa menggunakan OS Cyanogen sembari tetap menggunakan aplikasi wajib Google. Namun nampaknya strategi ini juga tidak berhasil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com