KOMPAS.com - Pekan lalu, muncul informasi bahwa raksasa elektronik Samsung bakal membuka pabrik home appliances di Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump pun segera menyambut baik kabar tersebut meski belum dipastikan kebenarannya.
"Terima kasih, @Samsung! Kami senang dengan kehadiranmu!," kicau Trump dalam sebuah tweet. Pihak Samsung sendiri agaknya dibuat bingung dengan kicauan Trump. Karena masih bingung, Samsung belum membalas tweet tersebut.
Thank you, @Samsung! We would love to have you! https://t.co/r5nxC9oOA4
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) February 2, 2017
Alih-alih menjawab langsung ucapan "thank you" dari sang presiden negara adidaya atau membantahnya, Samsung mengeluarkan pernyataan yang isinya menyebutkan bahwa rencana investasi dalam bentuk pembangunan pabrik di AS kini masih "dievaluasi".
Baca: Samsung Buka Pabrik di Amerika, Trump Pun Gembira
"AS adalah pasar penting bagi Samsung Electronics. Sejauh ini kami sudah menanam modal dalam jumlah signifikan, termasuk di Austin, Texas, di mana kami berinvestasi 17 miliar dollar AS untuk fasilitas manufaktur semikonduktor," sebut Samsung dalam pernyataan yang terkesan mengambang itu.
Seorang sumber industri yang berbicara kepada The Investor, sebagaimana dirangkum KompasTekno, Senin (6/2/2017), mengatakan bahwa perkataan Trump memberi tekanan pada Samsung karena keputusan membangun pabrik sebenarnya belum final.
"Ini bisa memberi kesan keliru bahwa Samsung seolah-olah sudah melakukan sesuatu (sesuai keinginan Trump)," ujar sang Sumber. "Karena presiden berkomentar seperti itu, kami bisa terlihat seolah mundur dari rencana yang belum diputuskan."
Samsung disinyalir berencana membangun pabrik di AS lantaran kebijakan impor baru Trump yang bakal menaikkan pajak impor bagi perusahaan elektronik yang memproduksi perangkat di luar AS. Sebaliknya, jika membuat pabrik di AS, Trump bakal memangkas pajak pendapatan.
Baca: Samsung Galaxy Mulai Pakai MediaTek?
Dua raksasa industri lainnya dari Korea Selatan, LG dan Hyundai Motors, telah memastikan bakal membangun pabrik di AS. Namun keduanya tidak disebut-sebut oleh Trump.