Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AMP vs Instant Article

Adu Berita Cepat lewat Google AMP versus "Instant Article" Facebook

Kompas.com - 18/03/2016, 08:00 WIB

Tim Redaksi

Pada waktu yang hampir bersamaan, dua raksasa teknologi, yakni Google dan Facebook, menggelar inisiatif yang hampir mirip, yakni menghadirkan konten berupa berita yang dimuat lebih cepat di perangkat bergerak.

Baik Accelerated Mobile Pages (AMP) yang diusung oleh Google atau Instant Article yang diperkenalkan oleh Facebook sama-sama hadir untuk pengguna di Indonesia pada kuartal pertama tahun 2016.

Keduanya sama-sama mengincar para pembuat konten seperti media daring untuk bisa menghadirkan konten lebih cepat dari biasanya sebagai keunggulan dalam persaingan merebut perhatian pembaca.

Dua fitur tersebut sama-sama bergantung pada perilaku terhubung ke internet melalui perangkat bergerak (mobile) atau gawai seperti ponsel pintar.

Kompetisi baru pun dimulai.

Daftar pencarian

AMP yang dirintis oleh Google diumumkan pertama kali pada Oktober 2015 dengan tujuan untuk memudahkan pengguna menikmati konten yang mereka cari sesegera mungkin.

Inisiatif tersebut mulai diperkenalkan di Indonesia pada Februari 2016 untuk memberi pengalaman terhubung ke internet lebih baik untuk pengguna perangkat bergerak.

Berdasarkan hasil survei yang mereka rilis, pengguna ponsel pintar di Indonesia umumnya menghabiskan waktu hingga 52 menit untuk membaca berita sebagai cara menghabiskan waktu.

Angka tersebut melampaui negara lain seperti Jepang dengan 23 menit atau Singapura dengan 32 menit. Sayangnya, itu lebih rendah dibandingkan waktu yang dihabiskan untuk terhubung di media sosial, di mana pengguna di Indonesia bisa memakan waktu 140 menit.

Dari survei tersebut, disimpulkan bahwa ada golongan pengguna yang mengharapkan agar bisa menikmati berita dengan segera begitu mereka memilih tautan di layar ponsel.

Sebanyak 40 persen bahkan memutuskan urung membaca di sebuah situs jika butuh waktu lebih dari tiga detik untuk memuat isinya.

Rudy Galfi, Manajer Produk AMP dari Google, mengatakan bahwa AMP hadir dengan beberapa tujuan, yakni memuat konten dengan lebih cepat, dan ramah untuk pengguna perangkat komunikasi bergerak.

AMP juga mudah diimplementasikan oleh pengelola situs berita dan memberikan insentif, yakni tidak menghilangkan peluang untuk mendapatkan iklan ataupun arus kunjungan ke situs mereka.

Pada dasarnya, situs berita yang mengimplementasikan AMP akan tampil dengan ikon petir di daftar pencarian Google.

Misalnya pengguna memasukkan kata "kalijodo" ke bilah pencarian, maka di samping daftar pencarian yang biasa ditemui kini ditampilkan informasi berupa kartu yang berisi tautan berita yang disajikan dengan teknologi AMP.

Jika kartu dipilih, dalam waktu singkat isinya segera dimuat tanpa harus berpindah ke halaman situs.

Konten berita yang ditampilkan lewat AMP akan terlihat lebih minimalis dari tampilan di situs utama karena hanya menampilkan teks dan gambar pada latar belakang putih.

Namun, jika pengguna mengusap jari (swipe) ke layar, konten berita dari situs lain dengan teknologi yang sama juga segera ditampilkan.

Cara tersebut memudahkan pengguna untuk mendapatkan berita terbaru dengan waktu yang lebih singkat untuk menunggu isi halaman selesai diunduh dan ditampilkan di layar.

Google Ilustrasi proyek Google Acceleratred Mobiles Pages
Berdasarkan simulasi, konten yang digarap dengan AMP akan menyusut ukurannya lebih kecil, misalnya halaman yang sebelumnya berukuran 700 kilobita akan dipangkas menjadi 61 kilobita.

Namun, dampak yang dirasakan adalah waktu yang semula 3 detik untuk memuat seluruh isi halaman langsung turun lebih cepat menjadi 0,03 detik.

"Kabar baiknya, pengelola situs tidak perlu khawatir karena iklan tetap bisa dicantumkan dan setiap artikel yang dibuka tetap dihitung di situs mereka," kata Galfi yang berbicara lewat konferensi jarak jauh di pertengahan Februari lalu.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com