Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Sama, Ini Beda TikTok Shop dan Project S, Bisnis TikTok yang Bisa Rugikan UMKM di Indonesia

Kompas.com - 14/07/2023, 14:30 WIB
Caroline Saskia,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki tengah menyoroti Project S TikTok. Project S TikTok disebut bisa mengancam para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Project S sebetulnya adalah istilah yang digunakan untuk internal TikTok. Manifestasi proyek ini adalah fitur "Trendy Beat", yang saat ini tengah diuji coba di Inggris. Fitur ini belum hadir di Indonesia untuk saat ini.

Secara garis besar, fitur Trendy Beat memungkinkan pengguna TikTok di sana untuk membeli produk yang dibuat, dijual, dan dikirimkan langsung oleh anak perusahaan ByteDance, induk TikTok yang berbasis di China.

Berdasarkan laporan Financial Times, seorang sumber menyebut bahwa produk yang muncul di Trendy Beat dikirim dari China. Penjual produknya adalah perusahaan yang terdaftar di Singapura, tetapi tercatat dimiliki ByteDance.

Baca juga: Alasan Project S TikTok Ditentang Masuk Indonesia Meski Belum Dirilis

Perusahaan yang terdaftar di Singapura itu adalah Seitu. Seitu merupakan perusahaan yang terdaftar di Singapura dan terhubung dengan If Youu, perusahaan ritel milik ByteDance

Sistem ini berbeda dengan TikTok Shop, yang saat ini sudah hadir di Indonesia. Di TikTok Shop, siapa saja bisa menjual produknya sendiri. Sehingga, banyak pelaku UMKM atau pedagang kecil yang memanfaatkan TikTok Shop untuk menjajakan dagangannya secara virtual.

Perbedaan antara TikTok Shop dan Project S alias Trendy Beat bukan itu saja. Ada beberapa hal lain yang membuat keduanya tidak sama.

Beda Project S dan TikTok Shop

  • Produk yang dijual

Seperti disebutkan sebelumnya, Trendy Beats hanya memajang barang yang diproduksi, dijual, dan didistrubusikan oleh TikTok saja. Sementara TikTok Shop, memungkinkan pengguna, kreator, pedagang kecil seperti UMKM menjual produk bikinannya sendiri di dalam aplikasi.

Jadi, TikTok Shop menawarkan layanan yang lebih fleksibel karena “mengajak” pengguna, kreator, hingga pelaku usaha untuk memanfaatkan TikTok sebagai wadah untuk memperluas jangkauan konsumennya.

Sebaliknya, Trendy Beat hanya menjual barang yang hanya dibuat oleh perusahaan sendiri saja. Dalam hal ini, proses keuntungan yang didapatkan akan diterima sepenuhnya oleh TikTok, tidak melibatkan penjual di luar TikTok.

  • Sistem bagi hasil

Seperti yang disebut di atas, penjual memanfaatkan TikTok Shop untuk menjual produknya. Mekanismenya mirip dengan belanja online di marketplace, yakni penjual bisa menjajakan produknya, kemudian mengirim barangnya langsung ke pembeli.

Sehingga, hasil penjualan akan diterima oleh pedagang, bukan platform. Platform, kemungkinan hanya akan mendapatkan komisi sesuai ketentuan yang berlaku.

Skema ini berbeda dengan Trendy Beat. Karena TikTok berperan sebagai pembuat, penjual, sekaligus distributor, maka pendapatan sepenuhnya akan dialirkan ke perusahaan. Sistem ini bisa memberi TikTok keuntungan yang lebih besar karena tidak perlu mengambil komisi dari para penjual.

  • Ketersediaan

Untuk saat ini, seperti yang disebut sebelumnya, Trendy Beat baru hadir di wilayah Inggris. Kabarnya, fitur ini juga akan diperluas ke Amerika Serikat. Menurut laporan Tech Crunch,

TikTok kabarnya sudah mendafatarkan merek dagang di Amerika Serikat untuk Trendy Beat bulan lalu. Hal ini mengindikasikan fitur ini kemungkinan bakal hadir di Negeri Paman Sam.

 

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com