Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Komisi TikTok Shop Naik Jadi 8 Persen di AS, Bagaimana Indonesia?

Kompas.com - 08/01/2024, 11:02 WIB
Caroline Saskia,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Platform video pendek, TikTok memberlakukan aturan biaya komisi (seller fee) baru untuk para penjual di TikTok Shop di wilayah Amerika Serikat (AS). Seller fee adalah biaya yang dikenakan ke penjual jika berjualan di platform kios online.

Menurut laporan paling baru, seller yang menjual dagangannya di TikTok Shop bakal dikenakan potongan komisi sebesar 8 persen. Angka tersebut naik dari 2 persen dibandingkan tahun lalu.

Kenaikan tarif seller fee ini mengindikasikan TikTok bakal mengambil porsi pendapatan lebih besar dari hasil penjualan yang dilakukan para seller TikTok Shop. Merujuk pada laporan The Information, kenaikan tarif tersebut bakal dilakukan secara bertahap.

Baca juga: Biaya Admin Top Up Shopee Pay Naik per 1 Mei 2023, Ini Rinciannya

Bila semula penjual dikenakan tarif sebesar 2 persen disertai tambahan 0,30 dollar AS (sekitar Rp 4.700) per transaksi, TikTok akan menaikan persentasenya menjadi 6 persen per 1 April 2024. Kemudian, angka tersebut akan dinaikkan kembali menjadi 8 persen per 1 Juli 2024.

Kebijakan baru ini juga sudah diumumkan ke seluruh penjual TikTok Shop di AS. Kendati begitu, tarif biaya komisi yang dibebankan tidak diberlakukan untuk seluruh produk yang dijual.

Hanya sebagian barang tertentu saja yang dikenakan komisi sebesar 8 persen. Kategori barang yang dimaksud adalah produk mahal, seperti barang elektronik dan handphone.

Produk yang masuk kategori serupa bakal dikenakan persentase biaya komisi yang lebih rendah.

The Information juga mengungkapkan TikTok bakal mengurangi jumlah subsidi yang akan diberikan kepada para penjual.

Baca juga: Apa Itu Biaya Jasa Aplikasi Tokopedia yang Mulai Naik Bulan Mei?

Menurut sumber yang diyakini dekat dengan isu ini, langkah pengurangan subisidi tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memangkas pengeluaran di divisi e-commerce.

Bagaimana Indonesia?

Ilustrasi TikTok Shop.Dok. Shutterstock/farzand01 Ilustrasi TikTok Shop.

Dalam laporan yang sama, TikTok juga tidak menjelaskan akan memberlakukan aturan ini khusus di pasar Amerika Serikat (AS) saja atau merata di seluruh wilayah.

Nah, mengingat TikTok Shop di Asia Tenggara, khususnya Indonesia menjadi pasar yang diandalkan, KompasTekno menghubungi pihak TikTok Indonesia pada Senin (8/1/2024) untuk meminta konfirmasi lebih lanjut.

Juru bicara TikTok Indonesia mengungkapkan pihaknya tidak akan memberlakukan kenaikan persentase biaya komisi untuk penjual TikTok Shop di Tanah Air. Artinya, penjual di TikTok Shop akan dikenakan biaya komisi yang sama seperti sebelumnya.

“Saat ini, kami tidak memiliki rencana untuk menerapkan kebijakan yang sama. Fokus kami tetap pada pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) lokal di Indonesia,” jelas juru bicara TikTok kepada KompasTekno.

Baca juga: TikTok Sediakan Platform Beriklan untuk UKM di Indonesia

Pada Juni tahun lalu, TikTok sudah melakukan penyesuaian terhadap struktur biaya komisi kepada para penjual atau seller TikTok Shop di Indonesia.

Perusahaan yang dinaungi oleh ByteDance itu mulanya mengenakan biaya 1 persen dari nilai produk dan biaya tetap sebesar Rp 2.000 untuk tiap transaksi.

Kemudian, pada pertengahan 2023, penyesuaian biaya komisinya akan dibuat berbeda di setiap kategori produk yang dijual.

Konsep ini juga sama diterapkan oleh marketplace Tokopedia dan Shopee. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah persentase biaya komisi yang dibebankan ke penjual.

  1. Produk virtual (pulsa, tagihan, dkk): 1 persen
  2. Handphone dan elektronik: 1,9 persen
  3. Peralatan rumah tangga: 1,9 persen
  4. Makanan dan minuman: 2,7 persen
  5. Beverages dan liquor: 2,7 persen
  6. Komputer dan peralatan kantor 2,7 [ersen
  7. Kehamilan dan bayi 2,7 persen
  8. Perlengkapan hewan peliharaan 2,7 persen
  9. Mainan, hobi, dan koleksi: 3,2 persen
  10. Kesehatan: 3,6 persen
  11. Perlengkapan rumah: 3,6 persen
  12. Peralatan dapur: 3,6 persen
  13. Mebel: 3,6 persen
  14. Tekstill dan soft furnishing: 3,6 persen
  15. Home improvement: 3,6 persen
  16. Otomotif dan sepeda motof: 3,6 persen
  17. Peralatan dan perangkat keras: 3,6 persen
  18. Aksesoris elektronik: 4,3 persen
  19. Buku, majalah musik: 4,3 persen
  20. Perawatan diri: 4,3 persen
  21. Fashion dan anak: 4,3 persen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, 'Ruangan' Smart Home dan Serba AI

Samsung Experience Lounge Hadir di Jakarta, "Ruangan" Smart Home dan Serba AI

Gadget
Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Bocoran iPhone 16 Series, Bawa Layar Lebih Luas dari iPhone 15

Gadget
Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Cara Mengatur Durasi Layar dan Aplikasi di iPhone

Gadget
Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

Microsoft Akan Beri Pelatihan AI Skilling untuk 840.000 Orang di Indonesia

e-Business
Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Gadget
Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Internet
Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Software
Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Software
OpenAI Rilis Fitur 'Memory' di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

OpenAI Rilis Fitur "Memory" di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

Software
Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Gadget
Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

e-Business
'Microsoft Build: AI Day' Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

"Microsoft Build: AI Day" Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

e-Business
Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

e-Business
Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Gadget
Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com