Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanja Konsumen di TikTok Tembus Rp 155 Triliun, Tertinggi di Aplikasi Non-game

Kompas.com - Diperbarui 16/01/2024, 07:36 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aplikasi berbagi video milik ByteDace, TikTok mencetak rekor baru, yakni menjadi aplikasi non-game pertama yang berhasil mencetak total belanja konsumen senilai 10 miliar dollar AS (setara Rp 155,5 triliun).

Sebelumnya, rekor belanja konsumen senilai 10 miliar dollar AS hanya dipegang oleh aplikasi game.

Misalnya, Candy Crush Saga dari King/Activision Blizzard dengan pendapatan tertinggi lebih dari 12 miliar AS. Aplikasi game lain yang mencapai rekor belanja konsumen 10 miliar dollar AS adalah Monster Strike dari XFLAG/Mixi dan Clash of Clans dari Supercell.

Laporan Data.ai mencatat, TikTok memasuki tahun 2023 dengan belanja konsumen lebih dari 6,2 miliar dollar AS (sekitar Rp 96,4 triliun). Kemudian menambahkan 3,8 miliar dollar AS (kira-kira Rp 59,1 triliun) lagi sepanjang tahun 2023 ini atau pertumbuhan 61 persen dari awal tahun.

Angka tersebut juga 15 persen lebih tinggi dari total tahun 2022 sebesar 3,3 miliar dollar AS (setara Rp 51,3 triliun), kata Data.ai.

Baca juga: Biaya Komisi TikTok Shop Naik Jadi 8 Persen di AS, Bagaimana Indonesia?

TikTok mencapai rekor belanja konsumen senilai 10 miliar dollar AS (setara Rp 155,5 triliun) pada 2023.Data.ai TikTok mencapai rekor belanja konsumen senilai 10 miliar dollar AS (setara Rp 155,5 triliun) pada 2023.
Kontribusi terbesar dari AS dan China

Total belanja konsumen (in-app consumer spend) TikTok yang fantastis itu merupakan hasil gabungan di Apple App Store dan Google Play Store sepanjang 2023.

Data.ai mencatat, konsumen AS dan pengguna iOS di China menyumbang sebagian besar belanja dalam aplikasi yang mendorong TikTok mencapai pencapaian 10 miliar dollar AS.

Kedua pasar ini dilaporkan kontribusi gabungan hingga 60 persen dari total belanja konsumen TikTok.

Pasar lain seperti Arab Saudi, Jerman, Inggris, dan Jepang, disebut memiliki kontribusi gabungan 13 persen dari pendapatan pembelian dalam aplikasi TikTok yang senilai sekitar Rp 155,5 triliun tersebut.

Angka yang dilaporkan Data.ai ini mencakup belanja konsumen TikTok di iOS dan Google Play Store pada 2023, tidak termasuk toko aplikasi Android pihak ketiga di China. Itu berarti total belanja konsumen TikTok bisa lebih tinggi lagi.

Berkat belanja koin untuk stiker

Ilustrasi hadiah stiker di TikTok.KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto Ilustrasi hadiah stiker di TikTok.
Menurut analis, belanja konsumen TikTok yang fantastis ini berasal dari pengeluaran konsumen untuk membeli koin di dalam aplikasi TikTok.

TikTok menawarkan beragam opsi paket membeli koin. Sebagai contoh, di Indonesia, harganya mulai paling murah Rp 1.200 untuk 5 koin hingga plaing mahal Rp 4,35 juta untuk 17.500 koin.

Koin ini berfungsi sebagai mata uang virtual untuk membeli stiker. Kemudian, pengguna memberikan stiker tersebut kepada kreator TikTok favoritnya sebagai tip atau hadiah.

Hadiah ini memberi penghargaan kepada pembuat konten atas konten mereka. Kreator TikTok dapat menguangkan stiker tersebut.

TikTok juga menghasilkan pendapatan di luar pembelian dalam aplikasi, seperti melalui iklan dan bisnis e-commerce TikTok Shop. Namun, sumber pendapatan lain ini tidak dihitung dalam analisis Data.ai.

Baca juga: TikTok dan Facebook Gugat UU yang Batasi Anak Pakai Medsos

Diprediksi tembus Rp 233 triliun pada 2024

Data.ai memprediksi total belanja konsumen TikTok pada 2024 akan lebih tinggi. Pengguna TikTok diramalkan bakal menghabiskan lebih dari 11 juta dollar AS per hari untuk memberi tip kepada pembuat konten favorit mereka.

Ini bakal mendorong TikTok melewati game seluler paling menguntungkan di dunia hingga saat ini, yakni Candy Crush Saga.

"TikTok siap menjadi aplikasi seluler dengan penghasilan tertinggi yang pernah ada, mendekati angka 15 miliar dollar AS (sekitar Rp 233,3 triliun) pada tahun 2024," kata Data.ai.

Selain belanja konsumen yang naik, Data.ai juga memprediksi waktu yang dihabiskan pengguna di TikTok juga akan naik 22 persen pada 2024, yakni menjadi 40 jam setiap bulannya, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TechCrunch, Sabtu (13/1/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com