Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawancara Eksklusif Kompas.com dengan CEO Microsoft Satya Nadella, Ungkap Manfaat AI di Indonesia

Kompas.com - 13/05/2024, 08:02 WIB
Oik Yusuf,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - CEO Microsoft Satya Nadella bertandang ke Indonesia beberapa waktu lalu untuk menghadiri konferensi Microsoft Build: AI Day di Jakarta. Nadella sekaligus mengumumkan investasi senilai 1,7 miliar dollar AS atau Rp 27,6 triliun di Indonesia.

Investasi yang akan direalisasikan dalam waktu 4 tahun tersebut antara lain dimaksudkan untuk membangun data center untuk memberikan layanan berbasis artificial intelligence (AI). Microsoft akan turut memberikan pelatihan AI untuk 840.000 orang hingga 2025.

Baca juga: CEO Microsoft Satya Nadella Ungkap Alasan Investasi AI Rp 27 Triliun di Indonesia

Di sela-sela kesibukan Satya Nadella di Indonesia, jurnalis Kompas.com Oik Yusuf mendapat kesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan orang nomor satu di Microsoft tersebut.

Microsoft sendiri saat ini memang sedang getol mendorong AI. Nadella pun menekankan bahwa AI bakal mambawa manfaat yang berdampak luas pada masyarakat.

Berikut ini wawancara selengkapnya.

Bagaimana Anda melihat peranan potensi AI di Indonesia dalam mendorong kemajuan ekonomi dan sosial secara global? Apa yang harus dilakukan untuk merealisasi potensi tersebut, termasuk dari perspektif regulasi?

Saya pikir, tiap kali ada perkembangan besar di teknologi, semua negara punya peluang dalam menggunakan teknologi baru tersebut sebagai input untuk menghasilkan output yang lebih bernilai tambah.

Dalam konteks ini, ekonomi Indonesia tentu saja GDP Indonesia tumbuh 4-5 persen dan menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Namun sekarang, saya pikir adanya peluang dari AI yang bahkan melebihi mobile dan cloud akan mendorong pertumbuhan itu lebih jauh. Salah satu impian saya adalah pertumbuhan Indonesia bisa mencapai satu digit besar atau dua digit dengan AI sebagai input.

Baca juga: Penggunaan AI dan Masa Depan Industri Telekomunikasi

Kalau Anda lihat beberapa contoh yang saya berikan pagi ini, apakah itu perikanan, infrastruktur, energi, pemerintahan, atau sektor ekonomi apa pun, tingkat produktivitasnya bisa ditingkatkan.

Sebab, AI itu bukan hanya soal AI. Jika Anda gunakan AI secara intensif, organisasi manapun di sektor publik atau swasta dapat menjadi lebih efisien.

Bagi saya, itu adalah peluang terbesar. Negara-negara yang menerima masukan baru dan menciptakan nilai tambah baru adalah negara-negara yang akan maju. Indonesia punya peluang bagus dalam hal ini.

Perusahaan-perusahaan lain juga mengembangkan AI dan aneka layanan terkait, baik untuk pengguna umum maupun pengembang software. Apa yang membuat Microsoft berbeda?

Pada dasarnya, Microsoft sudah berbisnis selama hampir 50 tahun dan melakukan satu hal saja, yaitu memastikan bahwa kami membangun platform teknologi dan membuat platform ini tersedia di setiap negara melalui ekosistem mitra yang sangat kaya, sehingga pihak-pihak lain dapat membangun lebih banyak teknologi.

Microsoft tidak hanya bicara soal produk kami sendiri. Kami berbicara tentang produk orang lain yang mereka bangun menggunakan teknologi Microsoft.

Baca juga: Microsoft, Meta, Google, dan Amazon Berlomba Investasi AI pada 2024

Inilah yang terjadi pada 1975 ketika orang memakai Microsoft Basic untuk Altair, sampai sekarang ketika orang menggunakan Azure untuk membangun aplikasi-aplikasi AI mereka.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com