Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penantian Panjang Serat Optik

Kompas.com - 15/10/2009, 08:38 WIB

Oleh Brigitta Isworo Laksmi

Charles Kuen Kao (76) mungkin sudah tidak berharap lagi mendapat penghargaan paling prestisius seperti Nobel yang diumumkan pada Selasa (6/10). Penemuan yang membawa sukses itu, serat optik, telah ditemukan 43 tahun lalu. Temuan tersebut terbukti memacu pesat perkembangan ilmu telekomunikasi. Atas jasa Kao pula, kita sekarang bisa ”ngobrol” dan ”bersurat” melalui komputer.

Ironi dirasakan oleh istrinya, Wong May-wan, saat menerima kabar tersebut. ”Saya merasakan tekanan luar biasa besar karena saya tahu bagaimana pria ini sebelumnya,” katanya. Kondisi Kao saat ini tidak memungkinkan bagi dirinya untuk memberikan kuliah penerima Nobel, salah satu tradisi penerimaan Nobel.

”Penyakit ini telah mengubah dia, seakan dia sudah pergi. Saya sering menangis. Saya tahu pria ini bukan orang yang sama lagi dengan yang dulu,” ujar Wong.

”Untuk mengatakan apa yang ada di dalam hati saja sudah sulit bagi saya melakukannya,” tutur Kao dalam wawancara kepada AFP di rumahnya di Mountain View, dekat San Fransisco, Kamis (8/10). Dia kini sulit berbicara dan menderita demensia akibat Alzheimer yang menyerangnya.

Kao, mantan Wakil Rektor Hongkong Chinese University dan memiliki kewarganegaraan ganda Inggris dan AS ini, mengaku ”sangat bahagia” menerima penghargaan Nobel.

Rekan Kao di Hongkong merasa keputusan memberikan penghargaan itu makan waktu terlalu lama. Profesor Ambrose King, mantan Wakil Rektor Hongkong Chinese University, mengatakan, ”Akan lebih bagus jika penghargaan ini didapatnya tahun lalu. Tetapi, ini juga tidak terlalu telat bagi dia.”

Direktur Eksekutif Hong Kong Applied Science and Technology Research Institute Cheung Nim-kwan dan penerima Nobel tahun 1957 mengungkapkan hal serupa. ”Serat optik sudah digunakan secara global sejak 1980. Pencapaiannya ini mestinya mendapat penghargaan jauh sebelum sekarang,” ujarnya.

Menurut Wong, istri Kao, hadiah uang tersebut sebagian akan disumbangkan untuk penanganan Alzheimer di AS dan yayasan orang jompo St James’ Settlement.

Terobosan komunikasi

Kao menerima separuh dari hadiah berupa uang sejumlah 10 juta krona Swedia (sekitar Rp 14 miliar), sementara dua penerima penghargaan Nobel Fisika bersama Kao, Willard Sterling Boyle (85) dan George Elwood Smith (79), menerima masing-masing seperempat dari total hadiah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com