Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembobolan ATM Sudah Lama Terjadi

Kompas.com - 26/01/2010, 03:16 WIB

Jakarta, Kompas - Pembobolan rekening melalui kartu anjungan tunai mandiri atau ATM sebenarnya telah terjadi sejak bertahun-tahun lalu. Namun, mengingat kali ini terjadi lebih serentak dan mendapat perhatian media, hal itu baru menimbulkan kesadaran berbagai pihak.

Dari surat-surat pembaca yang masuk ke Kompas, keluhan nasabah terkait penarikan dana melalui ATM atau pendebetan dana misterius kerap terjadi, mulai dari jumlah yang hanya ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Namun, jawaban pihak perbankan kerap menganggap transaksi yang tidak diakui nasabah itu sebagai transaksi yang sah.

Salah satunya adalah surat pembaca dari Sri Utari (4 Januari 2008), nasabah Bank Mandiri Cabang Pemuda Surabaya, Jawa Timur. Pada 3 Desember 2007, Sri baru tahu tabungannya kebobolan berturut-turut pada bulan November 2007 hingga belasan juta rupiah melalui ATM. Pihak bank menganggapnya teledor menyimpan ATM dan nomor PIN.

Dalam surat tanggapannya (24 Januari 2008), Mansyur Nasution, Corporate Secretary PT Bank Mandiri, menyatakan, transaksi Sri merupakan transaksi sukses karena dilakukan dengan menggunakan kartu ATM yang benar dan PIN yang tepat.

Sebelumnya, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Ito Sumardi menyebut tindak kriminal pembobolan ATM telah lama terjadi. Polisi pada 2008, misalnya, pernah menangani kasus serupa dalam skala lebih kecil. Meski polisi juga menelusuri kemungkinan keterlibatan pihak dalam perbankan, sejauh ini polisi belum menemukan orang dalam yang diduga terlibat.

Namun, sejak Senin (25/1) Polri enggan memberi keterangan lebih jauh mengenai perkembangan kasus tersebut. Wakil Kepala Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Sulistyo Ishak mengatakan, pemberitaan media dapat menghambat proses penyidikan polisi.

Sementara itu, Kepolisian Daerah Kalimantan Timur memperkirakan tersangka pembobolan BNI Cabang Samarinda senilai Rp 4,707 miliar bakal bertambah. Selain tujuh pelaku yang sudah ditahan, polisi masih memburu pelaku lain.

Kepala Bidang Humas Polda Kaltim Komisaris Besar Antonius Wisnu Sutirta mengatakan, berdasarkan pengakuan tersangka, pembobolan itu melibatkan orang lain. Saat disinggung apakah pihak internal BNI bisa saja terlibat, Sutirta menolak berkomentar.

Di Jakarta, sejak pekan lalu hingga Senin sebanyak 14 warga melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Polda Metro Jaya karena rekeningnya dibobol orang. Para korban adalah nasabah BCA, Bank Mandiri, BRI, Bank Niaga, Bank Mega, dan BNI.

Kemarin, sebanyak lima nasabah melapor ke Polda Metro Jaya. Mereka adalah Sumedi (60), Moehardono (53), Limbang, Zulkifli, dan Zumria yang kehilangan uang antara Rp 1,3 juta hingga Rp 90 juta. Sumedi, pensiunan yang juga nasabah Bank Mandiri, kehilangan uang Rp 90 juta. Ia baru tahu Jumat lalu saat akan memindahkan uangnya ke deposito.

Zumria, warga Jakarta Utara, uang di rekeningnya berkurang Rp 100.000 per hari yang ternyata dibobol orang untuk membeli pulsa. Sementara Limbang kehilangan uang Rp 30-an juta. Hal itu baru ia ketahui ketika mendapat kabar dari SMS banking. Polisi masih menyelidikinya.(SF/WIN/BRO/HLN/TRI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com