Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap "Sial", Internet Explorer Perlu Ganti Nama?

Kompas.com - 19/08/2014, 08:40 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Sumber Forbes

KOMPAS.com - Internet Explorer (IE) adalah peramban yang paling banyak dipakai saat ini, dengan penguasaan pasar browser mencapai 58 persen, menurut data dari Net Applications. Angka itu tiga kali lebih besar dibandingkan Chrome yang duduk di urutan kedua.

Namun, ada label negatif yang terlanjur dilekatkan ke IE lantaran versi-versi awal software ini dipenuhi lubang keamanan.

Microsoft selaku pemilik IE pun menyadari adanya persepsi tersebut dan pernah mempertimbangkan mengganti nama IE demi mengenyahkan citra kurang mengenakkan yang sudah kadung dituai.

Hal tersebut diungkap oleh insinyur Microsoft Jonathan Sampson yang berpartisipasi dalam diskusi “Ask Me Anything (Tanyakan Apa Saja pada Saya)” yang digelar di forum online Reddit.

“(Perubahan nama IE) pernah diusulkan secara internal; saya ingat sebuah thread e-mail panjang di mana banyak orang berdebat soal itu. Banyak ide terlontar mengenai bagaimana kami bisa memisahkan diri dari persepsi negatif yang tak lagi relevan dengan produk kami saat ini,” tulis Sampson ketika ditanya soal wacana mengubah nama IE, sebagaimana dikutip oleh Forbes.

Pada akhirnya, Microsoft disebut memutuskan untuk tetap mempertahankan nama IE. Namun, Sampson tidak menutup kemungkinan bahwa perubahan nama tersebut bisa terjadi di kemudian hari.

Hal lain yang turut diungkapkan dalam diskusi itu adalah bahwa Microsoft tak berencana merulis versi IE untuk platform mobile Android atau iOS.

IE pernah mendominasi pasar browser dengan pangsa 95 persen pada 2003 lalu karena peramban tersebut dibundel oleh Microsoft dengan sistem operasi Windows. Namun, semenjak rilis versi 6, Microsoft tak memperbarui IE dalam waktu lama.

Celah inilah yang kemudian dimanfaatkan peramban-peramban alternatif untuk masuk dan mengambil “kue” IE, seperti Mozilla yang merilis Firefox pada 2004. Popularitas IE kian menurun seiring dengan berkembangnya Google Chrome, Apple Safari, dan Opera.

“Rasanya tak enak mengetahui bahwa keputusan pengguna untuk tidak memakai IE dilandasi pengalaman dari satu dekade lampau,” tambah Sampson. “Tapi kami tahu bahwa mengubah persepsi publik dan memenangkan hari pengguna adalah tugas kami.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com