Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituntut, LinkedIn Akhirnya Berhenti Sebar "Spam"

Kompas.com - 13/11/2015, 12:39 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber The Verge

KOMPAS.com - Alasan pengguna menyukai LinkedIn adalah kemampuan situs tersebut membuka koneksi profesional antar penggunanya. Namun ada hal yang menyebalkan dari LinkedIn.

Jejaring sosial tersebut kerap membanjiri penggunanya dengan e-mail spam dalam jumlah tak sedikit. Wajar saja jika pengguna enggan membaca isi e-mail dan lebih memilih menghapusnya.

Hal tersebut akhirnya disadari LinkedIn. Apalagi, LinkedIn sempat dituntut secara hukum oleh para pengguna di California, AS, karena hal tersebut. LinkedIn pun harus ganti rugi sebesar 13 juta dollar AS atau setara Rp 176 miliar.

Kini, perusahaan yang berdiri sejak 2002 tersebut berupaya memangkas spam yang masuk ke e-mail pengguna, sebagaimana dilaporkan TheVerge dan dihimpun KompasTekno, Jumat (13/11/2015).

Menggunakan software internal bertajuk "Air Traffic Controller", LinkedIn mengklaim e-mail yang masuk ke pengguna nantinya bakal berisi informasi-informasi relevan yang dibutuhkan.

Secara jumlah, ATC akan mereduksi pengiriman e-mail hingga 50 persen dari jumlah rata-rata yang dikirim saat ini. Email yang dikirim disaring berdasarkan beberapa indikator.

Antara lain frekuensi mengakses LinkedIn, referensi yang dibuka saat menjajal LinkedIn, kebiasaan pengguna, serta perangkat yang kerpa digunakan mengakses LinkedIn.

"Akan ada peningkatan signifikan atas kualitas dan kuantitas pesan yang pengguna terima dari Linkedin," kata perwakilan Linkedin melalui situs resminya.

Jika upaya tersebut benar-benar terealisasi, pengguna LinkedIn tak perlu gusar lagi ketika ada e-mail yang masuk dari LinkedIn. Mungkin saja email tersebut hendak memberi tahu informasi lowongan kerja sesuai minat pengguna atau kesempatan berharga lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com