Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Selfie Semata, Kebun Bunga "Amaryllis" Merana

Kompas.com - 30/11/2015, 14:27 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com - Netizen dihebohkan dengan foto-foto sebuah kebun bunga "Amaryllis" di daerah Pathuk, Gunung Kidul, Yogyakarta yang nampak rusak terinjak-injak oleh pengunjung yang ingin berfoto selfie.

Pantauan KompasTekno, foto-foto tersebut marak beredar di media sosial mulai Jumat (27/11/2015) malam. Banyak yang menyertainya dengan nada kecaman terhadap perilaku pengunjung kebun bunga Amaryllis.

Demi mendapatkan angle selfie terbaik untuk di-posting di media sosial, pengujung sampai merusak tanaman bunga yang mekar hanya setahun sekali itu.

Dari foto-foto yang beredar di jejaring sosial, nampak orang-orang berdiri di tengah tanaman bunga, mengangkat ponselnya (ada yang membawa tongsis), dengan kamera depan yang diarahkan ke wajahnya.

Ada pula yang mengambil foto sambil tiduran dan duduk di tengah tanaman bunga, atau duduk bersama-sama di antara tanaman, melihat hasil foto selfie yang barusan dijepret.

Netizen yang menemukan akun-akun pelaku selfie di tengah kebun itu pun membagi foto-foto mereka. Lebih parah lagi, komentar pelaku selfie yang seolah merasa tidak bersalah telah merusak kebun bunga membikin netizen makin "panas."

Pemilik kebunnya sendiri, Wartini, saat dihubungi Kompas.com pada Sabtu (28/11/2015) mengatakan tidak menyalahkan pengunjung karena awalnya kebun bunga itu memang tidak dipersiapkan untuk mengantisipasi banyaknya wisatawan dadakan yang datang.

Justru Wartini merasa kasihan kepada pengunjung kebun bunganya yang datang belakangan, karena mereka tidak sempat melihat taman bunga seperti yang mereka bayangkan atau lihat di media.

"Sudah banyak yang rusak," katanya.

Kompas.com/Adhika Pertiwi Hamparan bunga amaryllis yang rusak terinjak-injak pengunjung yang datang ke Desa Salam, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul
Kebun bunga Amaryllis milik Wartini memang kebun bunga pribadi di pekarangan rumahnya di pinggir jalan antara Yogyakarta-Gunung Kidul, bukan tempat wisata. Tidak ada jalan setapak ataupun pagar yang membatasinya.

Kebun bunga yang sedang mekar yang berada di tepi jalan itu pun menarik perhatian pengendara yang lewat. Mereka memotretnya dan ada yang berfoto di tengah kebun, lalu mengunggahnya di jejaring sosial.

Itulah awal mulanya kebun bunga tersebut jadi didatangi banyak orang.

Setelah kasus kebun bunga Amaryllis ini, netizen pun mengunggah "meme" himbauan agar kalau melihat suatu tempat yang indah, mendingan tidak usah disebar di sosial media, sebab alih-alih menjadi populer justru malah rusak.

Kasus kebun bunga Amaryllis di Pathuk, Gunung Kidul menjadi contoh betapa sosial media memiliki dua sisi yang bertentangan. Satu bisa membuat suatu "lokasi wisata" yang indah menjadi populer, kedua justru bisa mendatangkan bencana kerusakan bagi lokasi tersebut.

Kebun bunga pribadi itu memang bukan lokasi wisata, namun seharusnya pengunjung juga bisa menghormati jerih payah Wartini dan suaminya yang telah menanam bunga-bunga itu, dengan berfoto selfie secara lebih bertanggungjawab, memperhatikan lingkungan sekitar.

Kompas.com/Adhika Pertiwi Ribuan pengunjung datang setiap harinya untuk melihat langsung hamparan bunga amaryllis yang sedang viral di media sosial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Microsoft Ingin Latih 840.000 SDM Indonesia dengan Kemampuan AI

Microsoft Ingin Latih 840.000 SDM Indonesia dengan Kemampuan AI

e-Business
Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Kenapa Aplikasi di iPhone Menginstal Ulang dengan Sendirinya? Begini Cara Mengatasinya

Gadget
Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Merger XL Axiata-Smartfren, Siapa Berkuasa?

Internet
Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Bos Microsoft Satya Nadella Ungkap Peluang Komunitas Developer Indonesia Masuk 5 Besar Dunia

Software
Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Cara Mengaktifkan Passkey di WhatsApp Android

Software
OpenAI Rilis Fitur 'Memory' di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

OpenAI Rilis Fitur "Memory" di ChatGPT, Bisa Ingat dan Kenali Pengguna

Software
Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Daftar 20 HP Terlaris Sepanjang Sejarah, Nomor 1 Bukan Smartphone

Gadget
Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

Microsoft Investasi Rp 27 Triliun di Indonesia, Terbesar dalam 29 Tahun

e-Business
'Microsoft Build: AI Day' Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

"Microsoft Build: AI Day" Digelar di Jakarta, Dihadiri CEO Microsoft Satya Nadella

e-Business
Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

Bukti Investasi Apple Rp 1,6 Triliun di Indonesia Masih Sekadar Janji

e-Business
Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Smartphone Vivo Y18e Meluncur, Bawa Layar 90 Hz dan Baterai 5.000 mAh

Gadget
Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Tablet Xiaomi Pad 6S Pro Meluncur di Indonesia 5 Mei, Ini Bocoran Spesifikasinya

Gadget
Trio Ponsel Fitur Nokia 215 4G, 225 4G, dan 234 4G Meluncur

Trio Ponsel Fitur Nokia 215 4G, 225 4G, dan 234 4G Meluncur

Gadget
Link Live Streaming untuk Nonton Keynote CEO Microsoft Satya Nadella di Jakarta

Link Live Streaming untuk Nonton Keynote CEO Microsoft Satya Nadella di Jakarta

Internet
Profil Satya Nadella, CEO Microsoft yang Kunjungi Indonesia Hari Ini

Profil Satya Nadella, CEO Microsoft yang Kunjungi Indonesia Hari Ini

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com