Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Medan Suka Arloji, Orang Bandung Doyan Masak

Kompas.com - 17/03/2016, 11:58 WIB
Oik Yusuf

Penulis


KOMPAS.com - Dengan jumlah pengguna internet yang diproyeksikan bakal mencapai 100 juta orang pada 2016, Indonesia adalah pasar yang menggiurkan untuk para pelaku bisnis e-commerce.

Tak terkecuali Lazada, yang tahun ini berminat memperkuat basis pelanggan di kota-kota di seluruh Indonesia, terutama di luar area Jabodetabek.

Salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah mengunjungi kota-kota terkait melalui sejumlah event roadshow untuk langsung menjumpai seller dan pelanggan di lokasi terkait.

Dari kegiatan itu, pihak Lazada mengaku berhasil mengungkap berbagai hal menarik, misalnya seperti barang apa yang paling diminati oleh konsumen di wilayah tertentu.

"Orang Medan, misalnya, ternyata paling suka beli jam tangan yang menjadi kategori produk nomer satu di kota tersebut. Lalu orang Bandung sepertinya doyan masak karena kami banyak menjual home appliances seperti blender di sana," ujar Co-CEO Lazada Indonesia Florian Holm saat berbicara dalam acara peluncuran program Birthday Sale Lazada di Jakarta, Senin (14/3/2016).

Dua kota lain yang turut disebutkan oleh Holm adalah Yogyakarta dan Surabaya. Di Yogyakarta, dia mengaku pihaknya paling banyak menjual produk kategori action cam.

"Saya tak tau apakah orang Yogyakarta memang aktif dan suka kegiatan outdoor atau tidak, tapi yang jelas, action cam laku keras," katanya.

Adapun produk nomor satu di Surabaya adalah smartphone. Kota pimpinan Walikota Tri Rismaharini ini disebut Holm sebagai salah satu basis terbesar Lazada soal penjualan produk ponsel pintar, terutama dari merk Xiaomi.

Medan, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya merupakan empat kota di luar Jabodetabek di mana Lazada mengalami pertumbuhan tertinggi. Karenanya, layanan e-commerce tersebut bakal memfokuskan upaya pengembangan bisnis di empat kota itu pada 2016.

Analisis data

Sebagai bagian dari upayanya mengembangkan bisnis, Lazada turut menerapkan data science alias analisa minat dan pola belanja pengunjung layanannya dari kebiasaan browsing.

SVP of Data Science Lazada Grup John Berns mengungkapkan bahwa Lazada baru setahun belakangan menerapkan metode analisa data pengunjung, tapi dia optimis upaya ini nantinya bisa menghasilkan trafik hingga 10 kali lipat lebih banyak dibandingkan dulu.

“Kami bisa menganalisa behavior pengguna saat belanja untuk coba mengerti apa yang mereka butuhkan. Misalnya antara fashionista dan seorang nerd yang biasa surfing malam hari tentu punya kebutuhan berbeda,” ujar Berns mencontohkan jenis pribadi yang diamati.

Lazada juga bisa mengamati demografi pelanggan serta barang seperti apa yang diminati.

Berns kembali memberi contoh produk jenis otomotif yang pembelinya 90 persen berjenis kelamin pria, sementara untuk kategori make up berlaku kebalikannya. Ada juga yang peminatnya seimbang antara kaum Adam dan Hawa, seperti jam tangan.

Hasil analisa ini nantinya akan disuguhkan dalam bentuk rekomendasi barang yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Dari situ, diharapkan pengunjung bisa lebih betah berlama-lama menelusuri aneka barang yang tersedia dan melakukan lebih banyak pembelian.

“Analisa browsing behavior ini bisa memprediksi minat pengunjung dengan ketepatan 83 persen,” pungkas Berns.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com