Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Torrent Tertua di Dunia Masih "Online" Setelah 15 Tahun

Pembuatnya adalah sekelompok orang asal Selandia Baru. Anggaran mereka hanya senilai 800 dollar AS, yang hampir setengahnya habis dipakai membeli jaket kulit yang dikenakan oleh sang pemeran.

Ketika hendak membagikan karyanya ke seluruh dunia, mereka kebingungan. Maklumlah, ketika The Fanimatrix dibuat pada 2003, belum ada layanan video streaming macam YouTube. Sharing lewat metode HTTP dan FTP pun kelewat mahal, karena ukuran file mencapai 150 megabyte, sementara ongkos bandwidth masih tinggi.

Tak dinyana, popularitas The Fanimatrix meledak. Laporan New Zeland Herald pada 2003 menyebutkan bahwa file torrent itu diunduh 70.000 kali dalam waktu hanya sepekan.

BitTorrent pun bukan hanya mampu menangani jumlah download yang besar, namun juga menghemat pengeluaran tim pembuat The Fanimatrix. Berdasarkan kalkukasi kasar, mereka menghemat biaya bandwidth sebesar 550.000 dollar AS dalam bulan pertama saja.

Pada masa itu, torrent sebenarnya sudah ramai digunakan untuk berbagi file, namun sebagian merupakan konten bajakan. Buat The Fanimatrix, torrent adalah sebuah pilihan yang dinilai terbaik di tengah keterbatasan.

"Rasanya senang orang-orang masih mencarinya (The Fanimatrix) setelah bertahun-tahun. Saya pikir banyak orang yang bergabung karena ingin menjaga torrent tertua di dunia supaya jalan terus. Ini keren," ujar Frost yang berencana memperbaiki situs original The Fanimatrix agar tetap hidup.

https://tekno.kompas.com/read/2018/10/04/17070097/torrent-tertua-di-dunia-masih-online-setelah-15-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke