Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ponsel Flagship Xiaomi Akhirnya Masuk Indonesia, Alasan dan TKDN yang Dipakai

Sebut saja yang masih terbilang baru, seperti Mi 9T Pro dan Redmi K20 Pro. Penggemar mereka pun "berteriak" meminta flagship itu dihadirkan ke Indonesia.

Bahkan beberapa di antaranya terpaksa memburu melalui cara ilegal (black market) demi menggenggam flagship besutan Xiaomi maupun sub-brand-nya Redmi.

Akhirnya, tahun 2020 ini Xiaomi memenuhi hasrat penggemarnya dengan menghadirkan Mi Note 10 Pro.

Lantas, mengapa Xiaomi begitu lama menghadirkan flagship di Indonesia? Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse mengatakan, Xiaomi memiliki skala prioritas sendiri di setiap pasar.

Alvin, yang mulai menjabat Oktober 2019 lalu, mengatakan memprioritaskan Redmi 8 series lebih dulu ketimbang flagship, karena saat itu lebih bayak diminati penggemar Xiaomi.

"Tiga bulan berikutnya, setelah mendengar berbagai macam masukan dari pengguna dan tim, setelah mengetahui kekuatan Xiaomi di Indonesia, kami yakin mulai bulan Januari merilis flagship," ujar Alvin dalam konferensi pers peluncuran Mi Note 10 Pro di Jakarta, Sabtu (5/1/2020).

Sebagai penanda keseriusan tersebut, Xiaomi meluncurkan Mi Note 10 Pro ke Indonesia, tipe paling tinggi di Mi Note 10 series. 

Mi Note 10 Pro lebih tepat disebut sebagai flagship camera, sebab ia dibekali lima kamera belakang dan satu kamera utama beresolusi 108 megapiksel.

Namun dilihat dari hardware, terutama prosesor, Mi Note 10 Pro masih menggunakan chipset kelas menengah yakni Snapdragon 730G. Meski menengah, chipset itu tetap mumpuni karena masih terbilang gahar di antara chipset Snapdragon seri 700 lainnya.

Masuk via TKDN sofware

Mi Note 10 Pro resmi masuk Indonesia setelah mengantongi sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan besaran 37,85 persen. Namun, TKDN itu didapatkan dari jalur software.

"Mi Note 10 Pro adalah produk pertama yang kita apply sendiri melalui Xiaomi Technology Indonesia melalui TKDN software," kata Alvin.

Sebagai informasi, ada tiga jalur yang bisa ditempuh pabrikan ponsel untuk lolos TKDN, yakni aspek manufaktur, aspek aplikasi (software), dan investasi.

Jalur software yang dipilih Mi Note 10 Pro hanya berlaku bagi produk dengan harga jual lebih dari Rp 6 juta. Benar saja, Mi Note 10 Pro dijual dengan harga Rp 6,9 juta.

Jalur software disebut-sebut banyak dipilih vendor smartphone untuk menghadirkan flagship ke Indonesia karena bobotnya lebih kecil yakni 10 persen dibanding jalur manufaktur (20 persen) atau investasi (70 persen).

Namun, saat ditanya apakan ini pertanda bakal lebih banyak flagship Xiaomi yang akan dijual di Indonesia, Alvin tidak menjawabnya.

"Untuk kami, meluncurkan jenis flagship apa saja harus mematuhi aturan pemerintah," kata Alvin.

Alvin berharap, mulai tahun 2020 ini, akan lebih banyak portofolio produk yang akan diperkenalkan Xiaomi di Indonesia, tidak cuma smartphone namun juga produk IoT (internet of thing).

https://tekno.kompas.com/read/2020/01/05/11570017/ponsel-flagship-xiaomi-akhirnya-masuk-indonesia-alasan-dan-tkdn-yang-dipakai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke