Adapun data pengguna yang dicuri meliputi nomor ponsel, alamat e-mail, nomor IMEI, data GPS, dan lainnya.
Dari daftar 11 aplikasi tersebut, empat di antaranya merupakan aplikasi yang dibuat untuk pengguna umat Islam sebagai penunjang ibadah, seperti aplikasi penunjuk arah kiblat, penanda waktu shalat/azan, dan aplikasi Al Quran.
Berikut daftar lengkap 11 aplikasi yang diduga mencuri data penggunanya, sebagaimana dihimpun dari Instagram @siberpoldametrojaya.
Tanggapan Kominfo
Juru bicara kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Dedy Permadi mengonfirmasi kepada KompasTekno bahwa, benar kesebelas daftar aplikasi di atas diduga memproses data pribadi pengguna tanpa izin.
Menurut Dedy, saat ini, Kominfo masih mempelajari dugaan pemrosesan data pribadi secara tanpa hak yang dilakukan oleh beberapa aplikasi di Google Play Store.
"Koordinasi lebih lanjut dengan pihak Polda Metro Jaya akan dilakukan terkait upaya dan langkah-langkah berikutnya yang akan diambil sesuai ketentuan yang berlaku," kata Dedy.
Di samping itu, Dedy mengatakan bahwa Google, selaku pemilik toko aplikasi Play Store, telah mengambil tindakan terhadap 11 aplikasi yang diduga melakukan pemrosesan data penggunanya secara tanpa hak.
"Aplikasi tersebut diwajibkan untuk menghapus fitur pengambilan data pengguna, jika ingin dapat kembali diakses oleh penggunanya di Google Play Store," kata Dedy.
Pantauan KompasTekno, Kamis (21/4/2022) sore, mayoritas aplikasi terduga pencurian data pengguna di atas masih bisa ditemukan dan diunduh di Play Store.
Satu aplikasi yang sudah tidak bisa ditemukan di Play Store adalah Full Quran MP3 – 50+ Languages & Translation Audio.
Tiga langkah pengamanan
Dedy mengimbau masyarakat untuk segera mengecek apakah 11 aplikasi tersebut telah di-install oleh pengguna atau tidak.
Bila sudah terlanjut meng-install, Dedy memberikan tiga langkah pengamanan yang dapat dilakukan pengguna, sebagai berikut:
11 aplikasi mengandung malware
Daftar 11 aplikasi berbahaya yang dirilis AppCensus itu juga dipublikasi oleh akun Instagram @siberpoldametrojaya.
Peneliti menjelaskan, ketika mengaudit aplikasi, keduanya menemukan sepotong kode yang telah ditanamkan di beberapa aplikasi yang digunakan untuk mengambil pengenal pribadi dan data lain dari perangkat.
Menurut peneliti, kode SDK (software development kit) yang dimiliki oleh kesebelas aplikasi itu "tanpa diragukan lagi dapat digambarkan sebagai software berbahaya (malicious software/malware)".
SDK sendiri adalah seperangkat alat dan program perangkat lunak, termasuk kode-kode pemrograman, yang dapat digunakan pengembang untuk membangun aplikasi untuk platform tertentu.
Masalahnya, menurut laporan peneliti, SDK pada 11 aplikasi di atas sengaja didesain dengan kode-kode invasif, sehingga bertindak seperti malware yang dapat mencuri data pengguna, seperti data nomor ponsel, alamat e-mail, nomor IMEI, data GPS, dan lainnya, sebagaimana dihimpun dari blog AppCensus.
https://tekno.kompas.com/read/2022/04/21/16440077/aplikasi-azan-dan-penunjuk-kiblat-di-play-store-diduga-curi-data-ini-kata
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan