Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Warga yang Kaget TV Analog Mati, Ada yang Mengira Hoaks

Dengan dilakukannya ASO, masyarakat Jabodetabek tidak bisa lagi menyaksikan siaran TV analog per Kamis (3/11/2022) dini hari.

Meski sosialisasi sudah dilakukan jauh-jauh hari, masih ada warga yang mengaku kaget tidak televisinya tidak menampilkan siaran pagi ini.

Salah satunya warga yang tinggal di daerah Tambora, Jakarta Barat, bernama Yuni sempat kaget mendengar kabar terkait suntik mati siarain televisi analog.

“Tadi malam (aku) mastiin ternyata benar ada berita itu (soal migrasi televisi analog ke digital), ada informasi dari handphone juga. Aku coba (sudah) tidak bisa,” ujar Yuni saat diwawancarai oleh KompasTekno, Kamis (3/11/2022).

Yuni baru mengetahui kabar mengenai kebijakan migrasi tersebut ia jarang menghabiskan waktu menonton televisi, kabar terkait migrasi ini diberitahu oleh ibunya di rumah.

Jadi, bisa dikatakan dirinya sama sekali tidak tahu menahu soal informasi suntik mati siaran TV analog oleh pemerintah. Bahkan, saat mendengar kabar dari ibunya, tanggapan Yuni skeptis.

Ia justru berkata pada ibunya kemungkinan besar informasi tersebut adalah hoaks (kabar palsu).

“Sebelumnya, ibuku bilang 'nanti tanggal 2 (November) televisi mati kalau tidak ada set-top-box (STB)'. Aku tidak terlalu percaya. Dibiarkan saja paling hoaks saja itu. Aku kira hanya wacana, ternyata benar,” imbuh Yuni.

Sikap skeptis ini juga muncul dari seorang ibu rumah tangga yang tinggal di daerah Krukut, Jakarta Barat.

Ibu rumah tangga yang tidak ingin disebutkan identitasnya ini mengatakan bahwa dirinya pada Rabu (2/11/2022) malam, bahkan turut menonton siaran langsung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) saat menghitung mundur siaran TV analog dimatikan.

“Katanya kan pukul 00.00 (TV analog mau mati), sengaja saya tungguin (buat memastikan), ternyata benar. (Untungnya) ternyata tidak semua saluran dimatikan, nyatanya dicoba masih bisa yang lain,” jelas ibu tersebut.

Mengaku keberatan dan sedih

Selain kaget dan skeptis dengan kebijakan peralihan TV, sejumlah warga Jabodetabek mengaku sedih.

Uto, warga yang berdomisili di wilayah Kabupaten Tangerang, mengatakan bahwa dirinya sedih karena sudah tidak dapat menonton acara favoritnya, yaitu acara pertandingan tinju.

“Sedih, tidak bisa menonton (acara pertandingan) tinju di TV One. Tapi, hari ini untungnya masih ada MNC, RCTI, GTV yang masih bisa (diakses). Cucu masih bisa nonton acara Upin dan Ipin jadinya,” jelas Uto.

Adapun Untung yang berdomisili di Cengakareng mengaku keberatan dengan kebijakan tersebut.

Meski merasa keberatan, dirinya juga menjelaskan bahwa ia juga tidak dapat mengajukan komplain apabila pemerintah sudah mengeluarkan aturan tersebut.

“Ya mau gimana, mau komplain bagaimana. Kita mau bilang apa? Jadi terpaksa harus beli set top box (STB), biar dapat menerima (kembali) siaran-siaran yang hilang itu,” papar Untung.

Salah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Jakarta Timur, Puji, mengatakan bahwa ia merasa cukup berat untuk membeli set-top-box (STB).

Namun, ia merasa senang karena jika menggunakan TV digital, gambar di televisi bakal lebih jelas dibanding TV analog.

“Keberatan karena harus beli STB lagi. (Tetapi) seneng sih seneng, (karena) katanya TV digital tidak ada 'semutnya', tetapi kita harus beli STB,” pungkas Puji.

https://tekno.kompas.com/read/2022/11/03/15010037/cerita-warga-yang-kaget-tv-analog-mati-ada-yang-mengira-hoaks

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke