Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kekayaan Nvidia Tembus Rp 28.000 Triliun, Lampaui Google dan Amazon

Nilai kapitalisasi pasar Nvidia melewati induk Google, Alphabet, dan perusahaan e-commerce Amazon. Hal ini berkat "meledaknya" popularitas kecerdasan buatan (AI) yang memicu pemanfaatan chip H100 Nvidia.

Dalam beberapa waktu belakangan ini, popularitas dan penggunaan teknologi AI kian masif serta tumbuh pesat. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya sehingga muncul istilah "booming AI".

Tren ini kemudian membuat nilai kapitalisasi pasar Nvidia meroket. Kapitalisasi pasar sendiri mengacu pada nilai total seluruh saham suatu perusahaan. Ini dihitung dengan mengalikan harga suatu saham dengan jumlah saham beredar.

Pada 14 Februari 2024, saham Nvidia tercatat menghijau 2,46 persen ke level tertinggi sekitar 741,1 dollar AS (sekitar Rp 11.598.066) per lembar, menurut Reuters.

Kenaikan saham inilah yang membuat nilai kapitalisasi pasar Nvidia ikut terdongkrak naik ke angka 1,83 triliun dollar AS (sekitar Rp 28.633 triliun) pada 14 Februari 2024.

Angka ini naik 46,72 persen dari market cap Nvidia di akhir 2023 yang sebesar 1,223 triliun dollar AS (kira-kira Rp 19.139 triliun).

Ketika itu, Nvidia menjadi perusahaan paling berharga keenam, setelah Alphabet dan Amazon. Namun kini, market cap Nvidia menyalip duo raksasa teknologi Alphabet (1,781 triliun dollar AS) dan Amazon (1,763 triliun dollar AS).

Namun dengan market cap 1,794 triliun dollar AS, Nvidia berhasil menjadi perusahaan nomor empat paling berharga di dunia, setelah Microsoft (market cap 3,020 triliun dollar AS), Apple (2,839 triliun dollar AS), dan Saudi Aramco (2,062 triliun dollar AS).

Nvidia mengandalkan produk chip pengolah grafis (GPU) buatannya yang banyak dipakai di pusat-pusat data untuk pengolahan AI.

Misalnya, perusahaan komputasi awan (cloud computing) besar seperti Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, dan penyedia layanan cloud regional lainnya.

Perusahaan chip yang berbasis di Santa Clara, California ini, salah satunya memproduksi GPU AI H100 sebagai andalan, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Reuters, Jumat (16/2/2024).

Chip AI ini mendukung sebagian besar model bahasa besar (LLM) yang digunakan saat ini, termasuk ChatGPT dari OpenAI, hingga sebagian besar proyek AI dari Microsoft, Meta, dan Amazon.

Khusus Microsoft Azure, perusahaan ini menggunakan puluhan hingga ribuan unit GPU Nvidia. Salah satunya untuk menopang kinerja ChatGPT, chatbot AI bikinan OpenAI.

Dalam sebuah posting blog, Microsoft menjelaskan bagaimana sebenarnya ChatGPT berjalan di atas puluhan hingga ribuan GPU Nvidia, yaitu dengan model GPU AI Nvidia A100 atau H100, yang saling terhubung di jaringan Microsoft Azure.

Selain Microsoft, Google juga dikabarkan akan memborong unit GPU Nvidia. Awal tahun ini, Google dilaporkan membutuhkan lebih dari 4 juta unit GPU Nvidia untuk pengembangan AI. Nilainya bisa mencapai 100 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.500 triliun.

Perusahaan-perusahaan AI disebut juga mengantre pada Nvidia untuk mendapat jatah chip GPU. Hal ini pun tak ayal mendongkrak harga saham Nvidia sebesar 47 persen sepanjang tahun ini. Pada 2023, harga saham Nvidia tercatat meningkat lebih dari tiga kali lipat.

https://tekno.kompas.com/read/2024/02/16/13010097/kekayaan-nvidia-tembus-rp-28.000-triliun-lampaui-google-dan-amazon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke