Termasuk juga menyediakan suara latar belakang lainnya, seperti seolah-olah sedang berada di kantor, sedang berjalan di luar, ataupun suasana restoran. Pada perangkat ini juga sudah memperkenalkan format audio Free Lossless Audio Codec (FLAC) High Definition yang pertama pada ponsel.
Berbeda dengan Zylo, maka ponsel Spiro lebih ditujukan bagi masyarakat menengah ke bawah, dijuluki ponsel untuk siapa saja. Harga juga lebih murah, sekitar Rp 900.000, tetapi tetap dilengkapi dengan kemampuan mengakses jejaring sosial, Facebook ataupun Twitter.
Sekalipun standarnya lebih rendah, tetapi Spiro lebih cocok bagi mereka yang senang menggunakan musik melalui headphone. Di mana tersedia port untuk jack 3,5 milimeter yang umum digunakan pada headphone biasa, selain komunikasi dengan Bluetooth stereo.
Yang masih mengendala bagi kedua ponsel ini terutama pada kemampuan jaringan. Pada Zylo memang sudah 3G HSPA dan Spiro masih 2.5G, komunikasi data yang buruk akan membuat fitur seperti TrackID, komunikasi ke jejaring sosial tidak berjalan mulus.
Apalagi untuk berinteraksi dengan YouTube pada Zylo, meski berbagi klip video hanya cukup dengan dua klik. Termasuk juga berbagi foto baik melalui Flickr maupun Picasa.