Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
2011

Industri Makan-Minum Ditantang Malaysia-China

Kompas.com - 17/01/2011, 14:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menghadapi serbuan produk-produk impor, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) bakal menggencarkan promosi produksi dalam negeri. Salah satu cara yang akan ditempuh adalah turut serta dalam program Aku Cinta Produk Indonesia dan program 100% Cinta Indonesia.

"Promosi ini guna memperkuat citra produk makanan dan minuman Indonesia, terutama di dalam negeri," sebut Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (17/1/2011). 

Ia menjelaskan, produk-produk makanan dan minuman impor dari China dan Malaysia saat ini merupakan tantangan terberat yang harus dihadapi.

Tercatat total nilai impor produk makanan dan minuman periode Januari-November 2010 meningkat 22,95 persen dibandingkan pada 2009. Produk-produk tersebut paling banyak berasal dari China dan Malaysia, disusul dari Thailand, Singapura, dan Amerika Serikat.

Adhi mengakui, serbuan produk asing itu menjadi khawatiran pengusaha selain kenaikan harga bahan baku pangan dan peningkatan daya saing.

Meski demikian, pihaknya memprediksi masa depan industri makanan dan minuman tahun 2011 masih menjanjikan. Optimisme tersebut berdasarkan angka pertumbuhan kinerja sektor ini dari 2007 sampai 2010.

Tercatat volume penjualan 2007 mencapai Rp 383 triliun, 2008 mencapai Rp 505 triliun, dan 2009 sebesar Rp 555 triliun. Angka terbaiknya dicapai tahun 2010, yaitu Rp 605 triliun.

Selain itu, industri makanan dan minuman masih merupakan cabang yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan industri nasional. Data Departemen Perindustrian menunjukkan, pada 2010 industri ini memberikan kontribusi 34,35 persen. Ini merupakan kontribus terbesar dari industri nonmigas Indonesia.

"Walaupun dibayangi-bayangi produk makanan dan minuman impor, industri ini (makanan dan minuman) masih menunjukkan pertumbuhan dan prospek positif untuk tahun 2011," ujar Adhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com