Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PROGRAM NUKLIR

Iran Mulai Pengayaan Uranium di Bawah Tanah

Kompas.com - 10/01/2012, 03:48 WIB

Uranium kadar 20 persen memang belum cukup untuk dijadikan bom nuklir, yang paling tidak membutuhkan uranium berkadar 90 persen. Namun, para pakar nuklir dari Barat mengatakan, tak dibutuhkan usaha terlalu berat untuk memperkaya uranium 20 persen menjadi 90 persen.

Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengatakan, Iran sampai saat ini masih dalam tahap membangun kemampuan dasar untuk membuat senjata nuklir suatu saat nanti. Namun, proses pembuatan senjata itu sendiri belum dimulai.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi CBS, Minggu (8/1), Panetta juga kembali mengungkapkan kekhawatirannya apabila Israel melancarkan serangan sepihak terhadap Iran. Tindakan sepihak seperti itu bisa memicu aksi balas dendam Iran terhadap pasukan AS.

Program nuklir Iran tersebut memicu serangkaian sanksi ekonomi dari PBB dan negara-negara Barat. Iran sendiri balas mengancam akan menutup jalur pasokan minyak Selat Hormuz apabila Barat menerapkan sanksi embargo terhadap minyak Iran.

Hukuman mati

Ketegangan antara Iran dan AS semakin tinggi setelah pengadilan Iran dikabarkan menjatuhkan hukuman mati bagi seorang warga AS keturunan Iran yang dituduh sebagai agen dinas intelijen AS, CIA.

Otoritas Iran menuduh mantan prajurit Marinir AS, Amir Mirzaei Hekmati (28), sempat menjalani latihan khusus dan bertugas di markas pasukan AS di Irak dan Afganistan sebelum dikirim untuk memata-matai Iran. Ayah Hekmati, yang tinggal di Michigan, AS, menegaskan, anaknya bukan agen CIA dan masuk ke Iran untuk mengunjungi neneknya. (Reuters/AP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com