Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Kreatif Kuat

Kompas.com - 12/11/2012, 02:48 WIB

Batam, Kompas - Produk industri kreatif Indonesia bisa menembus pasar global dan bersaing dengan produk negara lain. Kerja sama dengan pemangku kepentingan dari sejumlah negara akan memperbesar kemampuan produk menembus pasar dunia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan, Indonesia sudah mempunyai sumber daya industri kreatif. Beberapa sudah menghasilkan produk yang bersaing di pasar global. ”Ada kesempatan untuk memperbesar pasar,” ujarnya di sela-sela meninjau studio Kinema, Sabtu (10/11), di Batam, Kepulauan Riau.

Produk-produk Kinema, kata Mari, salah satu contoh produk Indonesia yang bersaing di pasar global. Produk studio animasi terbesar Asia Tenggara tersebut telah dipasarkan di Eropa, Amerika, Australia, dan Asia. Beberapa serial animasi, seperti Garfield, Leonard, dan Chicken Town, digarap di studio di kawasan Nongsa, Batam, tersebut.

Direktur Kinema Michael Wiluan mengatakan, saat ini Kinema tengah mengerjakan serial Serangoon Road. Film berlatar Singapura dekade 1960-an itu dibiayai bersama investor Australia. ”Kami melibatkan 300 seniman dan teknisi. Ini serial internasional kedua buatan Kinema,” tuturnya.

Produk-produk Kinema, kata Michael, wujud karya Indonesia untuk para pemirsa di seluruh dunia. Studio animasi tersebut, antara lain, telah memasarkan produk ke Kanada dan Perancis, negara yang dianggap sebagai kiblat animasi global.

Sementara Menteri Pembangunan Regional Australia Simon Crean mengatakan, industri animasi masih punya pasar luas. Artinya, masih terbuka kesempatan kerja untuk sektor tersebut. Kesempatan akan semakin lebar jika pihak-pihak terkait bekerja sama dan memperbesar kemampuan. Dengan kerja sama, kesempatan menembus pasar global lebih besar.

Kerja sama Indonesia-Australia seperti di Serangoon Road, kata Crean, dapat dilanjutkan pada proyek-proyek selanjutnya. Dengan potensi pasar yang masih besar, kerja sama sejenis amat terbuka dilanjutkan.

Bangun studio

Kepala Produksi Studio Infinite John Radell mengatakan, di kompleks studio saat ini tengah dibuat replika aneka bangunan berlatar Singapura dekade 1960- an. Mereka membuat replika toko-toko di kawasan Serangoon. Selain itu dibuat pula beberapa ruangan meniru kantor, apartemen, tempat hiburan malam, dan kantor polisi. Untuk kantor polisi, masih memakai tata letak kantor Polisi Diraja Malaysia sebab pada masa itu Singapura masih menjadi bagian Malaysia.

Sebagian bangunan pada masa itu, kata Radell, masih berdiri sampai sekarang. Namun, suasana saat ini sudah berbeda jauh dengan dekade 1960-an. ”Mustahil mendapatkan suasana dekade 1960-an jika shooting di lokasi asli,” tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com