Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Skandal Seks Petinggi Perusahaan Teknologi

Kompas.com - 10/08/2013, 10:17 WIB
Penulis Oik Yusuf
|
EditorWicak Hidayat

KOMPAS.com — Namanya manusia, pastilah memiliki hasrat dalam hati. Tak terkecuali mereka yang sudah tergolong "matang", yakni para eksekutif andal yang menduduki posisi puncak di berbagai perusahaan teknologi informasi (TI).

Ada kalanya, hasrat tersebut membuncah di luar kendali. Sial buat orang yang bersangkutan apabila akibatnya adalah pelanggaran norma sosial dan diketahui publik. Bukan cuma malu, tuntutan hukum pun bisa dihadapi.

Nah, siapa saja para petinggi TI yang terlibat skandal seks dan apa "dosa" mereka? Berikut ini beberapa di antaranya, seperti dirangkum oleh Business Insider.

1. CEO Hewlett Packard Mark Hurd "menggoda" eks-model Playboy

Pada Agustus 2010, chief executive HP Mark Hurd mengundurkan diri dari perusahaan itu. Penyebabnya adalah tuduhan pelecehan seksual yang dilayangkan Jodie Fisher setelah Hurd mencoba mendekati kontraktor independen yang juga mantan model Playboy itu.

Menurut sebuah surat yang dikirim oleh pengacara Fisher, Hurd yang sudah beristri dan memiliki anak sempat mengajak Fisher ke kamar hotel dalam sebuah perjalanan bisnis tahun 2007.

Setelah melakukan penyelidikan independen, direksi HP menyimpulkan bahwa Hurd tidak melanggar ketentuan perusahaan terkait pelecehan seksual. Yang dilanggarnya adalah etika bisnis HP. Setelah mengundurkan diri, Hurd kini menjabat sebagai presiden Oracle.

2. Pendiri ChaCha Scott Jones dituduh selingkuh

Scott Jones adalah pendiri sekaligus CEO perusahaan mesin pencari ChaCha. Juli lalu, lewat Twitter, istri Jones menuduh pria itu berselingkuh dengan seorang asisten humas di ChaCha.

"Curhat" sang istri berlangsung beberapa lama. Kisah perselingkuhan itu pun dituangkannya dalam sebuah blog sehingga ramai menjadi konsumsi umum.

Jones menampik tuduhan itu. Berdasarkan tulisan yang diunggah ke blog sang istri minggu lalu, keduanya tampak sudah berbaikan.

3. Pemodal ventura Kleiner Perkins "mendiskriminasi" perempuan

Di pusat teknologi sekelas Sillicon Valley sekalipun, diskriminasi jender masih terjadi. Setidaknya itulah yang diklaim Ellen Pao, pegawai firma pemodal ventura Kleiner, Perkins Caulfield & Byers, telah dilakukan oleh tempat kerjanya.

Dalam tuntutan hukum yang diajukan pertengahan tahun lalu, Pao yang lulusan sekolah hukum Harvard menuding Kleiner "sengaja membatasi" peluang pegawai wanita untuk memajukan karier dan menduduki posisi strategis dalam perusahaan.

Pao juga mengaku telah mengalami pelecehan seksual yang dilakukan rekan sesama pegawai. Melengkapi tuduhan itu, Pao mengatakan bahwa keluhannya selama ini tak ditanggapi oleh pihak perusahaan.

Lima bulan setelah mengajukan tuntutan, perempuan 43 tahun tersebut hengkang dari perusahaan itu dan pindah ke situs komunitas online Reddit.

4. Foto selingkuh mantan presiden Oracle Chuck Philips dipajang di billboard

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com