Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andy Rubin, Mantan Karyawan Apple yang Mengotaki Android

Kompas.com - 31/10/2014, 19:20 WIB
Wicak Hidayat

Penulis

Satu yang perlu diketahui, semua data pada Sidekick memang disimpan "di awan" (dalam hal ini pada server yang dikelola Microsoft dan bisa diakses melalui internet). Nah, ketika server itu mengalami gangguan, semua data pengguna Sidekick pun lenyap.

Memikat pendiri Google

Pada awal 2002, Rubin sempat memberikan sebuah kuliah di Stanford mengenai pengembangan Sidekick. Pasalnya, meski penjualan Sidekick di pasaran tak meledak, perangkat itu dinilai cukup baik dari sisi engineering.

Sebuah kebetulan bahwa Larry Page dan Sergei Brin, pendiri Google, ikut hadir dalam kuliah tersebut. Selepas kuliah, Page menemui Rubin untuk melihat Sidekick dari dekat.

Rupanya, Page melihat perangkat itu menggunakan mesin cari Google. "Keren," ujar Page.

Ini adalah sebuah titik tolak bagi Page untuk sebuah ide yang dalam beberapa tahun kemudian akan terwujud: sebuah ponsel Google.

Mendirikan Android

Lebih kurang dua tahun setelah itu, Rubin telah meninggalkan Danger dan mencoba melakukan hal-hal baru. Di antaranya mencoba memasuki bisnis kamera digital sebelum akhirnya ia mendirikan Android.

Rubin menginkubasi Android saat ia menjadi enterpreneur-in-residence bersama perusahaan modal ventura Redpoint Ventures di 2004. "Android berawal dari satu ide sederhana: sediakan platform mobile yang tangguh dan terbuka sehingga bisa mendorong inovasi lebih cepat demi keuntungan pelanggan," ujar Rubin.

Pada Juli 2005, 22 bulan setelah Android berdiri, perusahaan itu ditelan oleh raksasa Google. Rubin pun memilih untuk bergabung dengan Google.

Ketika membeli Android Inc, Google tidak menyebutkan dengan rinci berapa harga yang dibayarkan dan apa yang ingin dilakukannya dengan perusahaan itu. Bahkan, Google menyebut pembelian itu sebagai akuisisi terhadap sumber daya manusia dan teknologinya saja.

Selain Andy Rubin, Google memang meraup banyak orang brilian dari Android. Ini termasuk Andy McFadden (pengembang WebTV bersama Rubin, dan juga pengembang Moxi Digital); Richard Miner (mantan Vice President Orange, perusahaan telekomunikasi); serta Chris White (pendiri Android dan perancang interface WebTV).

Revolusi "Robot Hijau"

Bersama Google, Android diberi kekuatan ekstra. Perusahaan asal Mountain View, California, itu kemudian membentuk Open Handset Alliance untuk mengembangkan perangkat bagi Android.

"Google tak bisa melakukan segalanya, dan kami tidak perlu. Itulah mengapa kami membentuk Open Handset Alliance dengan lebih dari 34 rekanan," ujar Rubin.

Perangkat Android yang hadir di pasaran memang bukan buatan Google. Petarung kelas berat Android termasuk Motorola, Samsung, dan HTC yang masing-masing melemparkan ponsel Android andalan mereka ke pasaran.

"Sekadar melemparkan peranti lunak tidaklah cukup," Rubin menjelaskan. "Anda perlu handset yang dikembangkan untuk peranti lunak ini dan penyedia jaringan yang mau memasarkannya."

Seperti kata Larry Page, saat mengumumkan mundurnya Rubin dari jabatannya, awalnya banyak orang menganggap Rubin "gila".

"Ia percaya, menerapkan standar dengan memanfaatkan sistem operasi open source akan mendorong inovasi di industri mobile. Kebanyakan orang saat itu menganggap ia gila. Tapi kami (pendiri Google, Page dan Brin) sepakat dengan pemikirannya," ujar Page.

Saat ini, kata Page, Android adalah sistem operasi mobile paling banyak digunakan di dunia. "Pencapaian yang melebihi ambisi gila kami saat mengembangkan Android pada awalnya," kata Page.

Apakah kiprah "Bapak Android" berikutnya?

"Saya berharap Andy mendapatkan yang terbaik ke depannya. Android yang diciptakannya benar-benar luar biasa - dengan satu miliar lebih pengguna yang senang. Terima kasih," demikian kata perpisahan dari CEO Google Larry Page.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com