Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Center Besar Saja Tak Pakai UPS Rp 5,8 Miliar

Kompas.com - 04/03/2015, 09:16 WIB
Deliusno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengadaan perangkat uninterruptible power supply (UPS) atau pasokan daya bebas gangguan di beberapa sekolah negeri Jakarta dinilai tidak wajar. Pasalnya, pengadaan UPS tersebut menghabiskan anggaran APBD 2014 yang sangat besar, yaitu sebanyak Rp 330 miliar dengan harga sekitar Rp 5,8 miliar tiap unitnya.

Menurut Johar Alam Rangkuti, praktisi teknologi dan juga Chairman Internet Data Center Indonesia (IDC), dana yang dikeluarkan untuk membeli satu unit UPS seharusnya tidak sebanyak itu.

Johar memberikan sedikit perbandingan dengan UPS yang dibeli untuk data center IDC pada tahun 2003 silam. IDC membeli sebuah UPS berkapasitas sekitar 200.000 Watt dengan harga sekitar 60.000 dollar AS atau sekitar Rp 600 juta. Saat itu, kurs dollar AS memang masih belum setinggi sekarang, masih sekitar Rp 10.000 per dollar AS.

"Itu harga tertinggi ya, masih belum ada diskon dan lain-lain. Namun, harganya masih jauh dari itu (anggaran pembelian UPS seharga Rp 5,8 miliar)," kata Johar kepada KompasTekno melalui sambungan telepon, Selasa (3/3/2015).

Sekadar informasi, IDC merupakan salah satu data center besar yang banyak digunakan situs-situs terkemuka di Indonesia. Nah, jika IDC saja tidak menggunakan perangkat seharga Rp 5,8 Miliar, kenapa sekolahan harus menggunakan perangkat senilai itu?

Beberapa waktu lalu, Kompas.com pernah mengunjungi SMAN 68 Jakarta Pusat, salah satu sekolah yang sudah menerima bantuan UPS. Menurut pantauan, sekolah tersebut menerima sebuah perangkat UPS yang terdiri dari satu perangkat power supply 120 KVA dengan merek Philothea/120k33, 384 pcs baterai dengan merek Philothea/2dc500, dan 8 unit rak dengan merk Philithea/ c/12dc200.

Menyoroti spesifikasi tersebut, terutama untuk kapasitas dayanya, Johar pun beranggapan seharusnya harga perangkat UPS tersebut lebih murah dari UPS yang dibelinya beberapa tahun lalu itu. "Harganya mungkin setengahnya," tutur Johar.

Fungsi UPS di Data Center

Menurut penelusuran KompasTekno, dengan spesifikasi seperti itu, UPS tersebut seharusnya digunakan untuk menopang kerja dari sebuah sistem kritikal, seperti data center, contohnya. Hal tersebut pun disetujui oleh Johar yang juga merupakan petinggi salah satu data center terbesar di Indonesia.

"Yup. Kayaknya buat data center," kata Johar.

Lebih lanjut, Johar banyak bercerita mengenai fungsi UPS di data center di perusahaannya. Menurutnya, saat ini IDC memiliki 10 unit UPS yang menyokong satu data center.

UPS-UPS tersebut, dengan masing-masing kapasitas 200.000 Watt, dapat membuat data center tetap hidup selama 15 menit. Akan tetapi, peran dari UPS tersebut sebenarnya tidak untuk membuat data center terus hidup. UPS itu berfungsi sebagai punyuplai daya sementara, sebelum IDC memindahkan suplai daya ke genset.

Artinya, genset merupakan penyuplai daya listrik utama, bukan UPS.

Jika pasokan daya dari PLN terputus, UPS akan langsung menyuplai daya sementara ke data center selama sekitar 15 detik hingga 20 detik, sebelum akhirnya sumber daya utama data center berpindah ke genset. Setelah itu, UPS akan berhenti bertugas untuk sementara.

UPS kembali menjalankan tugasnya ketika layanan dari PLN sudah normal. Ketika layanan PLN menyala, IDC akan mematikan genset dan UPS akan menopang daya data center selama sekitar 30 detik, sebelum akhirnya dipindahkan kembali ke daya dari PLN.

Sedikit mubazir

Dengan fungsi dan harga yang dianggarkan, Johar menilai pengadaan UPS ke sekolah sebenarnya sedikit mubazir.

Beberapa saat lalu, menurut pengakuan beberapa sekolah, UPS tersebut memang digunakan untuk menyuplai daya listrik saat layanan dari PLN terputus di sekolah.

"Rada-rada mubazir ya, apalagi kalau UPS tersebut digunakan untuk menghidupkan perangkat mekanik, seperti pompa air dan ac," ujar Johar.

Jika digunakan untuk sebuah lab komputer pun, sebenarnya sekolah masih bisa menggunakan unit UPS individu. Selain fungsinya yang sama, yakni tetap membuat komputer hidup sementara waktu, harga yang dibanderol per UPS tidak terlalu mahal.

Johar menyontohkan, satu UPS dengan kapasitas daya 300 watt hingga 500 watt dijual dengan harga sekitar Rp 500.000-an. Apabila ada 20 komputer di sekolah, maka seharusnya satu sekolah hanya perlu mengeluarkan dana sebesar Rp 10 juta.

Penggunaan PC desktop di sekolah pun sebenarnya dianggap sudah tidak terlalu relevan lagi, mengingat saat ini sudah banyak produk laptop yang beredar.

"Laptop kan sudah ada baterai, jadi seharusnya sudah tidak butuh UPS," pungkas Johar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com