Oleh karena itu, malam minggu kadang malah membuat lelah. Dan hasilnya, hari minggu pagi saya harus memaksa diri untuk tetap di tempat tidur sampai siang hari. Agar badan tidak remuk-redam lah.
Tapi, pagi itu. "Wuhuuuu! Ha ha ha ha. Wuiuiuiuiuu!" Suara melengking keras terdengar menembus dinding mimpi.
Suara melengking itu diikuti dengan ucapan-ucapan yang tidak jelas. Saya memicingkan mata yang malas terbuka dan melirik ke arah sumber suara.
Woalah, rupanya duet junior saya yang sedang 'menguasai' komputer bapaknya lagi. Apa lagi sih yang ditonton mereka?
Tanpa konteks, apalagi di tengah-tengah mimpi, "suara misterius" itu memang menjadi begitu asing. Dan, jujur saja, cukup mengganggu.
Tapi, jika coba untuk mendengarkan, sebenarnya ada konteks yang cukup jelas di situ. Ini adalah suara seseorang sedang bermain game sambil berbincang dengan temannya.
Menonton yang Bermain
Semakin terkumpul kesadarannya, semakin saya sadar: Bukan. Itu bukan suara anak-anak saya bermain game di PC atau ponsel. Itu suara seseorang -- entah siapa -- bermain game di belahan dunia yang lain, dan kedua anak saya yang asyik menyaksikannya.
Ini adalah jenis pertunjukan relatif baru yang dikenal sebagai "Let's Play". Sebuah bentuk hiburan yang menjadikan tontonan dari sebuah kegiatan bermain game.
Anda, atau kita, yang lahir di zaman yang sudah lampau itu, mungkin akan memprotesnya sambil berkata: Weleh, buat apa nonton orang main game? Kenapa nggak main game sendiri aja?
Sebelum protes seperti itu, izinkan saya bertanya: Akhir pekan kemarin Manchester United tanding?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.