Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usaha “Mbah Google” Jadi Sobat "Netter" Indonesia

Kompas.com - 29/05/2015, 09:26 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Google memang sengaja mengembangkan kemampuan untuk memahami query yang disampaikan pengguna dalam berbagai cara. Ini antara lain diilhami dari kebiasaan para pemilik gadget dalam mencari informasi,  termasuk di Indonesia.

“Seringkali kita mencari sesuatu dengan Google dengan bahasa kasual yang mirip seperti ketika bicara ke teman sendiri, misalnya ‘artis X ini siapa sih’”, jelas Sandy.

Kemampuan untuk mengerti rupa-rupa gaya bahasa tak baku, termasuk kata-kata slang dan aneka dialek pengucapan, sengaja dikembangkan dan ditambahkan ke Google App. Harapan Google, nantinya para netter Indonesia dari Sabang sampai Merauke bisa mudah berkomunikasi dengan “sobat” baru ini.

Masih agak linglung

Google App tersedia sebagai aplikasi bawaan di smartphone Android masa kini. Ia juga bisa diunduh di toko aplikasi Google Play dan Apple App Store.

Untuk memanfaatkan fungsinya secara penuh, pengguna mesti mengaktifkan fitur deteksi perintah suara secara otomatis.

Caranya adalah membuka Google App (icon persegi berwarna biru dengan huruf “g” putih), menyentuh icon “Menu”, lalu pilih Settings > voice > “OK Google” detection. Aktifkan opsi “From Google App” serta “From Any Screen dan  “Always On”.

Perlu ditambahkan bahwa opsi deteksi perintah dengan kata kunci “OK Google” ini hanya tersedia di perangkat dengan sistem operasi Android 4.4 atau yang lebih baru. Google menyediakan instruksi selengkapnya di tautan berikut.

Nah, kini Google App bisa dipanggil kapanpun dan dari layar manapun dengan mengucap sandi “OK Google”. Ia tak lagi terkubur di antara rimba icon aplikasi dan akan sigap menanggapi permintaan. Segera Google App muncul, pengguna bisa langsung memberikan input secara lisan.

Seberapa canggih kemampuannya dalam memahami maksud pengguna? Google App dapat dengan mudah mengerti pencarian populer, misalnya yang terkait dengan destinasi wisata atau tokoh terkenal. Keterangan audio pun acapkali menemani hasil search soal ini.

Tapi si “mbah” rupanya masih agak linglung ketika hal yang dicari bersifat lebih spesifik atau pribadi, dengan memakai bahasa Indonesia. Saat diminta mencari jalan pulang, misalnya, Google App keliru mengerti dan menunjukkan hasil yang tak berkaitan. Mungkin pengguna mesti lebih mengatur kata kunci pencari agar memperoleh informasi yang dikehendaki.

Sebaliknya, ketika memasukkan query dalam bahasa Inggris, responnya relatif lebih akurat. Petunjuk arah ke rumah yang telah terdata di layanan Google Maps pun langsung tersaji.

Karena mengandalkan jaringan internet, ia sensitif terhadap kualitas koneksi. Google App mampu berjalan dengan cepat dan cas-cis-cus memberi keterangan audio saat dicoba di ponsel Android dengan sambungan data 4G LTE.

Ketika berpindah ke ponsel lain dengan koneksi data putus-nyambung, Google App lebih banyak bungkam. Tapi hal ini tentu wajar terjadi dan juga berlaku untuk teknologi-teknologi sejenis yang juga mengandalkan sambungan internet.

Soal pemahaman Google App terhadap pencarian dengan bahasa Indonesia pun masih terus disempurnakan. Dukungan bahasa Indonesia memang baru ditambahkan ke Google App pada September tahun lalu, bersanding dengan puluhan bahasa lain yang telah disematkan sebelumnya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com