Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/06/2015, 20:46 WIB
|
EditorReza Wahyudi

Tetapi, tetap saja penggalan-penggalan video dan foto di Story hanya bertahan selama 24 jam. Setelahnya, konten juga bakal lengser.

Karakteristik Snapchat yang tak lama-lama menyimpan masa lalu merupakan daya tarik bagi Catrina Sinaga.

"Semua yang konyol seakan dilegalkan. Enggak ada tekanan juga untuk suka atau enggak suka dengan unggahan orang," kata gadis 21 tahun yang baru sepekan bermain Snapchat itu. 

Intinya, di Snapchat, pengguna tak perlu pikir panjang atas konten yang ingin dibagi. Toh konten tak akan lama bertengger dan dilihat pengguna lain.

Beda halnya dengan Instagram dkk. Saat mengunggah foto dan video, konten tersebut akan terpatri selama pengguna tak menghapusnya.

Alhasil, setiap konten yang dibagi harus benar-benar dipikirkan secara saksama. "Foto ini cukup artistik, kah? Selfie ini cukup ganteng atau cantik, kah? Kalau diunggah, banyak yang like, kah?" begitu kira-kira.

Snapchat, "rumah maya" baru para remaja

Bulan lalu, jumlah pengguna aktif global harian Snapchat dilansir hampir mencapai 100 juta pengguna. Angka itu sebanding dengan pengguna harian aktif Facebook.

Untuk Indonesia, belum ada data resmi yang menunjukkan pertumbuhan pengguna Snapchat. Namun, layanan tersebut mulai ramai diperbincangkan di Twitter dan Ask.fm.

Snapchat disebut lebih banyak dilirik anak muda yang selalu ingin terkoneksi di mana pun dan kapan pun. "Sebagai generasi millennial yang narsis dan fomo (fear of missing out), Snapchat cocok buat aku,'' kata Galih sambil terkekeh.

Galih pun mengklaim Snapchat bakal jadi platform favorit untuk remaja kekinian. Bahkan, mungkin bisa menyaingi kiprah Instagram dkk.

Setidaknya, gejala itu yang tampak di lingkaran pertemanan Galih. "Teman aku banyak banget yang pakai Snapchat. Hampir semuanya, deh," ia menandaskan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com