Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OpenBTS Boleh seperti Balon Google, Ini Syarat dari Menkominfo

Kompas.com - 04/11/2015, 10:43 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menjawab kekecewaan pegiat open source Onno W. Purbo dan ICT Watch soal masuknya Project Loon ke Indonesia. Proyek milik Google itu akan dipakai untuk memancarkan sinyal komunikasi ke daerah-daerah terpencil.

Onno mengaku sebelumnya sempat menawarkan Open Base Transceiver Station (OpenBTS) sebagai solusi komunikasi di daerah terpencil. Namun tawaran itu tak digubris, bahkan setelah terbukti berhasil dijalankan selama dua tahun.

Chief RA, sapaan akrab Rudiantara menegaskan bahwa OpenBTS seperti itu boleh-boleh saja digunakan sebagai solusi akses internet di daerah terpencil Indonesia. Namun semua itu dikembalikan pada keputusan operator, sebagai pemilik frekuensi yang akan dimanfaatkan untuk solusi tersebut.

"Saya sih oke-oke saja dengan OpenBTS. Itu tergantung operator, jadi sama saja dengan Google karena memang menggunakan frekuensi milik operator," tegasnya saat ditemui KompasTekno di Gedung Kemenkominfo, Selasa (3/11/2015).

"Saya prinsipnya mau OpenBTS atau apa, yang penting bisa mempercepat penetrasi akses internet di Indonesia," imbuhnya.

Dia menambahkan jika memang OpenBTS digunakan sebagai salah satu solusi komunikasi di daerah terpencil mesti ada sejumlah hal yang diperhitungkan.

Diantaranya adalah membuat model interkoneksi yang diterapkan pada OpenBTS, karena peran BTS open source itu hanya sebagai penangkap dan penyalur sinyal. Sedangkan sinyal aslinya milik operator.

Solusi tersebut juga mesti memperhatikan kualitas layanan mereka, baik suara maupun teks dan data. Selain itu, harus dibuat model revenue sharing yang pas antara operator dengan OpenBTS.

"Karena yang ini (operator telekomunikasi) kan ada standar kualitas. Mungkin nanti solusinya OpenBTS boleh, tapi harus ada yang menjamin kualitasnya," imbuh Chief RA.

"Kalau hanya technical test saja sih nggak masalah, wong cuma tes saja. Dengan Google pun baru technical test, belum ada model bisnisnya dan belum tahu bayarnya berapa," pungkasnya.

Sebelumnya, Onno W. Purbo dan ICT Watch menyatakan kekecewaannya karena pemerintah cenderung mendorong kerja sama dengan Google, ketimbang mendorong solusi serupa yang ditawarkan rakyat.

Raksasa mesin pencari itu bekerja sama dengan Telkomsel, XL, dan Indosat untuk memancarkan gelombang internet di daerah terpencil. Mereka menggunakan balon pemancar internet menggunakan frekuensi 900 MHz.
 
Padahal di satu sisi sudah ada solusi OpenBTS, yang menurut Onno, sudah ditawarkan, diuji dan dipresentasikan ke pemerintah. Solusi ini pun sama, membutuhkan frekunsi 900 MHz, namun ternyata tak digubris dan dianggap melanggar aturan pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Foto Deepfake Rihanna dan Katy Perry Hadiri Met Gala 2024 Viral di X Twitter

Foto Deepfake Rihanna dan Katy Perry Hadiri Met Gala 2024 Viral di X Twitter

Internet
Chip Apple M4 Meluncur, Genjot AI dengan Neural Engine Lebih Kencang

Chip Apple M4 Meluncur, Genjot AI dengan Neural Engine Lebih Kencang

Hardware
Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

e-Business
Riset Canalys: Pasar Tablet Naik Tipis, Apple Masih Teratas

Riset Canalys: Pasar Tablet Naik Tipis, Apple Masih Teratas

e-Business
Pertama Kali, Sinyal Bluetooth Bisa Dikirim ke Satelit 600 Km di Orbit

Pertama Kali, Sinyal Bluetooth Bisa Dikirim ke Satelit 600 Km di Orbit

Internet
Tablet Apple iPad Air 2024 Meluncur, Ada Model Layar 13 Inci dan Pakai Chip M2

Tablet Apple iPad Air 2024 Meluncur, Ada Model Layar 13 Inci dan Pakai Chip M2

Gadget
iPad Pro 2024 Meluncur, Tablet Apple Paling Tipis dan Pakai Chip M4

iPad Pro 2024 Meluncur, Tablet Apple Paling Tipis dan Pakai Chip M4

Gadget
Cara Atur Margin dan Ukuran Kertas di Google Docs

Cara Atur Margin dan Ukuran Kertas di Google Docs

Software
Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

Cara Membuat Abstrak Otomatis dengan Mudah dan Cepat, Bisa buat Skripsi, Jurnal, dll

e-Business
Jadwal Maintenance 'Honkai Star Rail' Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Jadwal Maintenance "Honkai Star Rail" Versi 2.2, Siap-siap Ada Karakter Baru

Game
'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

"PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

Game
Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

e-Business
Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 'Supplier' Produk Apple

Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 "Supplier" Produk Apple

e-Business
Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Software
Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com