Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ponsel di Tempat Sampah Ungkap Pesan Komando Serangan Paris

Kompas.com - 20/11/2015, 16:18 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

KOMPAS.com - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) diyakini sebagai dalang penyerangan teroris di Paris, pekan lalu. Namun, oknum  yang merancang serangan tersebut masih menjadi teka-teki.

Diduga kuat, Abdelhamid Abaaoud adalah salah satu otak di balik penyerangan. Alhasil, Selasa (17/11/2015) lalu 100 polisi Perancis mengepung apartemen Abdelhamid di Saint-Denis.

Abdelhamid dan rekannya yang juga diduga sebagai "arsitektur serangan" pun tewas tertembak. Lalu, dari mana polisi tahu tentang Abdelhamid dan posisinya di Saint-Denis?

Baru terungkap, sebagaimana dilaporkan Arstechnica dan dihimpun KompasTekno, Jumat (20/11/2015), polisi sebelumnya telah menemukan ponsel yang tak terenkripsi dan tak terblokir di tempat sampah area konser Bataclan, Paris. Diketahui, area tersebut merupakan salah satu titik penyerangan di Paris.

Pada ponsel tersebut, ada pesan berbunyi "On est parti on commence," atau "Ayo, kita mulai!".

Setelah diteliti, informasi pada ponsel tersebut menuntun polisi pada kecurigaan kuat terhadap Abdelhamid dan keberadaannya di Saint-Denis. Pun begitu, polisi belum dapat mengidentifikasi pihak yang menerima pesan tersebut.

Ponsel tersebut kini dijadikan alat bukti oleh kepolisian dan para detektif Perancis. Dari hasil investigasi, para detektif pun menemukan titik terang.

Mereka meyakini ada petunjuk di sebuah hotel di Alfortville, Perancis. Benar saja, di hotel itu tertera akun bank Salah Abdeslam yang memesan dua kamar, semalam sebelum terjadi penyerangan. Sebagai catatan, Salah adalah salah satu buronan teroris yang belum tertangkap hingga kini.

Terlepas dari itu semua, serangan Paris dijadikan peluang oleh pemerintah Amerika Serikat untuk meminta akses khusus ke jalur komunikasi terenkripsi. Atau lebih simpelnya, meminta akses untuk memata-matai seluruh komunikasi warga.

Hal ini juga dijadikan kesempatan untuk menyudutkan Edward Snowden yang selama ini aktif bersuara tentang pentingnya komunikasi terenkripsi.

Bahkan, mantan direktur CIA James Woosley menuding Snowden turut terlibat dalam berbagai aksi terorisme.

Menurut Woosley, jika pemerintah memiliki akses ke komunikasi terenkripsi, para teroris tak bakal gampang melancarkan serangan. Lembaga keamanan pasti akan lebih dulu tahu dan melakukan pencegahan, kata dia.

Beberapa jam setelah penyerangan di Saint-Denis, badan hukum distrik Manhattan mengajukan aturan legislasi baru. Intinya untuk meminta pembuat ponsel, Apple dan Google, berhenti mematrikan "jalur rahasia" (backdoors) pada software mereka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com