Tidak keseluruhan memang, tetapi divisi PC dan brand ThinkPad sangat melekat dengan IBM kala itu sehingga transaksi tersebut dinilai mustahil terjadi. Meskipun, pada akhirnya proses akuisisi tersebut terjadi juga.
Lenovo dikatakan harus membayar 1,25 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16,8 triliun, jika menggunakan kurs saat ini.
Kala membeli divisi PC IBM, Lenovo punya misi untuk menjadi produsen komputer pribadi terbesar di dunia. Suatu misi yang kala itu terdengar mustahil. Akan tetapi, delapan tahun kemudian, Lenovo berhasil membuktikan misinya menjadi "raja" dalam bisnis komputer pribadi. Salah satunya melalui ThinkPad ini.
Bagi IBM sendiri, keputusan melepas ThinkPad ini cukup tepat. Perusahaan asal Amerika Serikat ini akhirnya bisa berfokus untuk mengembangkan software, hardware (yang akhirnya dilepas juga ke Lenovo), dan solusi enterprise.
2. Motorola Mobility
Lenovo, sang perusahaan PC asal China, memang gemar mencaplok perusahaan dari Barat. Setelah divisi PC IBM, Lenovo juga ingin mengembangkan sayapnya di dunia smartphone dengan membeli Motorola Mobility dari Google.
Pada hari Kamis, tepatnya tanggal 30 Oktober 2014, Motorola Mobility secara resmi menyatakan diri sebagai bagian dari perusahaan teknologi asal China, Lenovo.
Nilai yang harus dikeluarkan Lenovo adalah sebesar 2,91 miliar dollar AS atau sekitar Rp 35 triliun.
Akuisisi tersebut awalnya dianggap sebagai keputusan yang aneh. Pasalnya, Lenovo sudah memiliki pasar yang cukup kuat di dunia smartphone.
Lenovo sendiri beralasan lebih mengincar "merek dagang Motorola." Merek ini dinilai masih memiliki pasar dan daya tarik di negara maju, terutama di Amerika Serikat, tempat Motorola "dilahirkan."
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.