Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Internet Indonesia Jomplang, Palapa Ring yang Mangkrak 11 Tahun Dihidupkan

Kompas.com - 18/03/2016, 20:33 WIB
Oik Yusuf

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil riset lembaga Open Signal yang dipublikasikan beberapa waktu lalu menempatkan Singapura sebagai juara kualitas layanan 4G LTE di wilayah Asia Tenggara. Bagaimana dengan Indonesia?

Ketika berkunjung ke redaksi Kompas.com, Kamis (17/3/2016) kemarin, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengakui bahwa Indonesia secara keseluruhan memang belum bisa menyamai negara-negara tetangga yang menduduki urutan teratas soal kecepatan internet seluler.

Namun, dia menekankan bahwa hal itu terjadi lantaran kualitas akses internet di Tanah Air memang "jomplang" alias belum merata dari Sabang sampai Merauke.

Apabila pengamatan dilakukan secara lebih spesifik ke kota-kota tertentu di Indonesia, maka bisa dilihat bahwa sebenarnya Indonesia tak terlalu tertinggal.

“Kota Jakarta itu throughput download-nya 7 Mbps, hampir sebanding dengan Los Angeles (AS) yang 7,88 Mbps serta lebih tinggi dibanding Bangkok (Thailand) yang hanya 2,33 Mbps, New Delhi (India) dengan 1,89 Mbps, serta Kuala Lumpur (Malaysia) dengan 5,87 Mbps,” ujar Rudiantara memberi contoh dengan mengutip data terkini dari OpenSignal, per Februari 2016.

Angka yang dicatat Jakarta itu lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional Indonesia yang tercatat hanya sebesar 5,46 Mbps, atau masih di bawah Malaysia sebesar 5,75 Mbps. Artinya sebaran internet cepat di Indonesia masih belum merata.

Untuk mengejar ketertinggalan, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika giat mendorong pembangunan akses internet cepat di seantero Nusantara, baik fixed broadband melalui program Palapa Ring maupun mobile broadband melalui pembangunan jaringan seluler 4G LTE oleh operator.

Rudiantara pun yakin pada akhir masa jabatannya tiga tahun mendatang, kualitas akses internet di Indonesia sudah bisa menyamai negeri-negeri tetangga. Paling tidak di kota-kota tertentu.

“Targetnya, pada 2019 internet Jakarta dan Singapura sudah sebelas-dua belas (hampir sama),” kata dia. “Memang, ini cukup menantang, tapi bukan berarti tak bisa dicapai.”

Kurangi “gap”

Data OpenSignal yang disampaikan oleh Rudiantara turut memperlihatkan adanya kesenjangan yang lebar antar-wilayah di Indonesia.

Di daerah Papua dan Maluku, misalnya, kecepatan download hanya berkisar di angka 200-300 Kbps atau jauh lebih rendah dibandingkan wilayah Jawa yang mencatat rata-rata 3,5 Mbps (3.500 Kbps), apalagi Jakarta yang sebesar 7 Mbps.

Dengan kata lain, warga Jakarta menikmati kecepatan internet 23 kali hingga 25 kali lebih tinggi dibandingkan dua wilayah di Indonesia Timur tersebut.

Itulah perlunya pemerintah mendorong pemerataan broadband melalui Palapa Ring, lanjut Rudiantara. “Supaya ‘gap’ (kesenjangan kecepatan internet antar wilayah di Indonesia) ini tidak terlalu jauh,” katanya.

Ide Palapa Ring sendiri, menurut Rudiantara, sebenarnya sudah muncul sejak 11 tahun lalu, tapi ketika itu urung berjalan karena belum ditemukan struktur yang pas soal pelaksanaannya.

Kini, dia menyebutkan bahwa Palapa Ring mungkin dipandang tidak feasible dari segi bisnis operator karena daerah yang dituju belum bentu menyimpan potensi bisnis, namun tetap viable alias mungkin dilakukan secara ekonomi.

Di sinilah letak peran pemerintah sebagai pendorong program. “Pemerintah memberikan jaminan, ini ada pelanggan atau nggak ada pelanggan pokoknya dibayar asalkan services-nya sampai dengan (titik) tertentu,” ujar Rudiantara.

Program Palapa Ring Paket Barat yang rencanaya bakal menjangkau wilayah Kepulauan Riau hingga Natuna dengan kabel serat optik sepanjang 2.000 Km kini telah diresmikan.

Begitu pula dengan Palapa Ring Paket Tengah yang bakal meliputi wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kepulauan Sangihe-Talaud) dengan kabel serat optik sepanjang 2.700 Km.

Adapun peresmian Paket Timur yang mencakup Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua dengan total kabel serat optik sepanjang 6.300 Km masih dalam tahap pra kualifikasi dan diharapkan sudah mencapai penandatanganan kerja sama dengan para pemenang tender pada September 2016.

Jika semua berjalan lancar, Rudiantara berharap sebaran internet cepat di Indonesia bakal lebih merata menjelang akhir masa jabatannya nanti.

“Mudah-mudahan semua ibukota kabupaten dan kotamadya di Indonesia sudah terhubung dengan broadband pada 2019,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com