KOMPAS.com - Mudik kali ini bagi sebagian orang terasa berbeda. Salah satunya dengan adanya game berbasis geolokasi yang menggabungkan realitas dunia virtual (virtual reality) dan nyata, yaitu Pokemon Go.
Walau belum dirilis resmi di Indonesia, namun sudah banyak yang mengunduh dan memasang game ini di telepon seluler.
Saya sempat mencoba game ini dalam perjalanan pulang mudik dari Solo-Jakarta. Perjalanan yang tadinya dibayangkan sangat membosankan, ternyata bisa begitu menyenangkan dan menantang gara-gara game Pokemon Go ini.
Catatan penting: jangan Anda coba game ini jika sedang menyetir mobil, game bisa dicoba jika Anda sedang menjadi penumpang di dalam mobil.
Awalnya saya ragu apakah game yang masih versi beta ini bisa dimainkan dalam perjalanan menggunakan mobil, di malam hari pula. Plus ragu karena banyak yang menekankan gim ini menggunakan kamera untuk menunjang teknologi augmented reality (AR) yang tentunya membutuhkan posisi yang diam dan stabil serta cahaya yang terang.
Ternyata, persoalan itu bisa diselesaikan dengan mematikan fungsi AR, sehingga perburuan Pokemon bisa dilakukan dengan mudah tanpa AR atau tanpa membuka kamera.
Menangkap cepat tanpa AR
Saat pertama kali membuka game itu di Solo, mengejutkan bahwa ternyata sepanjang jalan dengan mudah ditemui Pokestop, Pokemon, maupun Gymnasium.
Pokestop adalah tempat pemberhentian untuk mengoleksi Pokeball, sedangkan Pokeball adalah bola yang digunakan untuk menangkap Pokemon.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.