Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nafas Terakhir BlackBerry dan BB Merah Putih

Kompas.com - 01/10/2016, 10:06 WIB
Deliusno

Penulis

KOMPAS.com - Pada 28 September 2016, BlackBerry mengumumkan sebuah perubahan penting. Setelah sempat menjadi penguasa pasar smartphone, vendor asal Kanada tersebut memutuskan untuk berhenti berbisnis ponsel.

Itu artinya, BlackBerry menghentikan pengembangan dan produksi ponsel, baik yang menggunakan sistem operasi (OS) BB 10 dan juga Android. Perusahaan yang mulanya bernama Research In Motion (RIM) itu memutuskan untuk fokus mengembangkan software.

Baca: BlackBerry Berhenti Produksi Ponsel Sendiri

Keputusan perubahan arah perusahaan itu sendiri, boleh jadi, tidak terlalu menggemparkan. Berhentinya BlackBerry dari dunia smartphone sebenarnya sudah banyak diprediksi sebelumnya.

Pasalnya, ponsel-ponsel bikinannya sudah kalah bersaing dari ponsel berbasis Android dan iPhone.

BlackBerry sendiri sebenarnya sudah mengerahkan hampir seluruh tenaga untuk bertahan di bisnis smartphone. Perusahaan sudah mulai mengikuti mayoritas pasar dengan merilis perangkat berbasis Android.

ist. BlackBerry Priv berbasis Android.

Tercatat, BlackBerry sudah merilis dua produk berbasis Android. Perangkat pertama dinamakan Priv, dan kedua dinamakan DTEK50.

Baca: BlackBerry Rilis Android Teraman DTEK50, Harganya?

Namun, apa daya. Kedua perangkat tersebut ternyata tidak mampu memperpanjang nafas BlackBerry di industri smartphone. Buktinya, dalam laporan keuangan terakhir, BlackBerry mencatat kerugian sebesar 372 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,8 triliun dalam kuartal kedua tahun fiskal yang berakhir pada 31 Agustus lalu.

Pendapatan perusahaan dikatakan hanya mencapai 334 juta dollar AS. Pangsa pasar smartphone BlackBerry juga menyusut hingga menjadi kurang dari satu persen. Divisi ponsel BlackBerry pada kuartal kedua tahun fiskal tercatat hanya mampu menjual 400.000 unit perangkat dengan kerugian 8 juta dollar AS.

Baca: BlackBerry Catat Kerugian Rp 4,8 Triliun

Ponsel BlackBerry bakal musnah?

Kini, setelah pengumuman BlackBerry berhenti memproduksi ponsel, masih adakah ponsel-ponsel BlackBerry baru? Ternyata masih.

BlackBerry sudah menyiapkan "nafas terakhir" alias sebuah strategi yang memastikan ponsel-ponsel baru dengan merek "BlackBerry" tetap dirilis di masa depan.

Ponsel merek BlackBerry nantinya akan dialihkan atau dilisensi oleh pihak ketiga. Pihak ketiga tersebut akan mendesain, memproduksi, mendistribusi, dan juga melakukan promosi perangkat. BlackBerry sendiri sudah tidak akan lagi campur tangan untuk masalah perangkat ini.

Baca: Bos Apple Komentari Lempar Handuk BlackBerry

Blackberry, seperti yang sudah disebutkan di atas, akan berkonsentrasi untuk mengembangkan smartphone Android dan software yang akan dijalankan di smartphone bikinan pihak ketiga tersebut.

BlackBerry BlackBerry DTEK50 diklaim sebagai smartphone teraman di dunia

Salah satu pengembangan software yang dilakukan BlackBerry adalah aplikasi keamanan. Saat ini, pihak perusahaan mengklaim sudah membuat aplikasi keamanan terbaik, bernama DTEK. Aplikasi tersebut sudah dipakai di salah satu perangkat Android BlackBerry, yakni DTEK50.

Baca: Ini Spesifikasi Lengkap Android Teraman BlackBerry DTEK50

Perangkat-perangkat berikutnya kemungkinan besar juga akan menggunakan aplikasi tersebut.

Selain aplikasi keamanan, BlackBerry juga fokus membuat peranti lunak dan aplikasi manajemen perangkat untuk Android dan iOS.

Perusahaan asal Indonesia menjadi yang pertama

Strategi lisensi yang disebutkan di atas sudah dijalankan oleh BlackBerry. Perusahaan pertama yang kebagian lisensi tersebut berasal dari Indonesia, yakni Tiphone Mobile Indonesia Tbk, yang mana merupakan afiliasi dari PT Telekomunikasi Indonesia.

Bersama BlackBerry, Tiphone membuat sebuah perusahaan joint venture yang dinamakan PT BB Merah Putih.

Baca: BlackBerry Gandeng Tiphone Rakit Ponsel Android di Indonesia

Nantinya, BB Merah Putih yang akan bertanggung jawab untuk memproduksi dan juga memasarkan produk dengan label "BlackBerry" di Indonesia. Ponsel-ponsel itu akan dirakit di Cikarang, Jawa Barat.

Hanya saja, tidak diketahui, apakah BB Merah Putih hanya mengerjakan perangkat khusus untuk pasar Indonesia saja atau tidak. Belum diketahui juga, apakah model ponsel yang dibikin BB Merah Putih akan dipasarkan di luar Tanah Air atau tidak.

Sementara itu, menurut Tiphone, BlackBerry merupakan salah satu merek yang dipercaya dan dihormati di Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan tersebut memutuskan untuk tergabung dalam perusahaan joint venture BB Merah Putih tersebut.

Penunjukan Tiphone diyakini juga akan memuluskan langkah BlackBerry untuk memasarkan produk barunya di Indonesia. Dengan ini, BlackBerry bisa memenuhi syarat tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) ponsel 4G.

Baca: Diproduksi di Indonesia, Android BlackBerry Dijamin Penuhi TKDN

Setelah Indonesia, tak menutup kemungkinan BlackBerry bakal terus mempromosikan handset di seluruh dunia dengan model bisnis lain.

Selain ponsel, BBM, aplikasi messenger kebanggaan BlackBerry, juga sudah diserahkan ke Indonesia. Saat ini, lisensi aplikasi tersebut dipegang oleh perusahaan Elang Mahkota Teknologi (Emtek).  

Intinya, BlackBerry tidak lagi memproduksi ponselnya lagi, melainkan menyerahkannya ke pihak rekanan. BlackBerry kini fokus dalam hal pengembangan bisnis dan lisensi software saja, melalui divisi bisnis Mobility Solutions.

Dengan strategi baru seperti ini, akankah smartphone BlackBerry bisa kembali menuai kepopuleran? Kita tunggu saja.

Baca: Alasan BlackBerry Bangun Pabrik Ponsel Android di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com