Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbandingan Kamera "Mirrorless", Sony a6500 Vs Fujifilm X-T2

Kompas.com - 11/10/2016, 15:52 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Pilihan lensa

Fujifilm menyediakan lini lensa yang terbilang lengkap untuk para kamera mirrorless buatannya, termasuk aneka lensa prime dan zoom dengan jangkauan focal length dari 10mm hingga 400mm, juga tele converter.

Total Fujifilm menyediakan 22 lensa prime dan zoom, dua tele converter (1,4x dan 2x), dan sebuah adapter untuk lensa M mount ke X Mount.

Sony memiliki 15 lensa prime dan zoom native mirorless APS-C yang bisa dipakai oleh para pemilik a6500. Secara keseluruhan, pilihan lensa native untuk a6500 lebih sedikit dibandingkan X-T2.

Sony, misalnya, tidak menyediakan seri lensa zoom profesional dengan constant aperture f/2.8 yang sesuai untuk mirrorless APS-C, atau lensa tele dengan jangkauan 100-400mm.


Sony A6500 bisa dipasangi lensa FE untuk seri kamera mirrorless Sony, seperti FE 24-70mm f/2.8 GM dalam gambar. Namun lensa full frame cenderung berukuran besar dan memiliki focal length yang kurang cocok untuk kamera APS-C. Rentang 24-70mm misalnya, akan menghasilkan bidang pandang setara 35-105mm pada APS-C.
Kekurangan tersebut sedikit banyak bisa diatasi dengan memakai lensa FE mount untuk kamera mirrorless full-frame Sony, juga seri lensa  DLSR A mount/merek lain dengan bantuan adapter khusus, namun sebagian lensa-lensa ini berukuran besar sehingga kurang cocok dipasangkan dengan bodi a6500 yang mungil.

Untungnya, beberapa pabrikan pihak ketiga seperti Sigma, Carl Zeiss, dan Samyang juga membuat lensa untuk mirrorless Sony dan Fujifilm sehingga memperluas pilihan di luar lensa native bikinan sang pembuat kamera.

Aksesori lain seperti flash gun terbilang cukup banyak untuk kedua kamera, dengan beberapa pilihan yang tersedia, baik dari Sony, Fujifilm, maupun pihak-pihak ketiga.

 

Fitur lain

Di samping layar sentuh, fitur andalan lain dari a6500 adalah 5-axis IBIS yang sanggup menstabilkan gambar dari semua lensa yang terpasang, baik untuk menjepret foto maupun merekam video.

Saat dipasangi lensa yang sudah memiliki fitur image stabilizer (OSS), a6500 akan mempercayakan 2 fungsi koreksi goyangan, yakni pitch dan yaw (sumbu X dan Y) ke lensa, sementara koreksi pada 3 sumbu lainnya ditangani oleh IBIS.

Fitur 5-axis IBIS pada a6500 diklaim memiliki efektivitas hingga 5 stop. Artinya, pengguna hanya butuh shutter speed yang 32 kali lebih rendah dibandingkan aturan konvensional 1/focal length untuk memperoleh gambar tajam.

Misalnya, kecepatan rana 1 detik bisa membuahkan hasil yang sama tajam (bebas buram) dengan kecepatan 1/30 detik untuk memotret subyek statis yang tidak bergerak. Ini kalau memang klaim Sony benar adanya.

Sony A6500 memiliki 5-axis in-body image stabilizer yang diklaim sanggup memberikan kompensasi shutter speed hingga 5 stop.

X-T2 tidak memiliki in-body image stabilizer sehingga pengguna bergantung pada lensa untuk memperoleh fitur peredam goyangan. Sementara, tak semua lensa Fujifilm dilengkapi image stabilizer. Fitur yang satu ini (IBIS) memang masih absen dari semua kamera mirrorless Fuji hingga sekarang.

Meski demikian, X-T2 memiliki beberapa kelebihan lain yang bakal lebih berguna untuk pengguna tertentu, seperti misalnya dua slot kartu memori. Pengguna bisa mengatur apakah kartu memori kedua akan difungsikan sebagai tempat merekam RAW/ video, atau sebagai backup (mirroring) atau cadangan (subsequent).

Ada juga aksesori battery grip baru yang bukan hanya menambah daya tahan baterai dan mempermudah pemotretan dengan orientasi portrait, melainkan juga meningkatkan kinerja focus tracking/continuous shot, serta menyediakan jack headphone.

Kelebihan lain yang tak lekas terlihat, X-T2 memiliki bodi tangguh yang tahan cipratan air dan debu (splash and dust resistant), juga tahan dingin dengan suhu hingga minus 10 derajat celsius. Kemampuan ini didukung oleh beberapa lensa yang juga sama tangguhnya.

Fujifilm Seperti X-T1 sebelumnya, X-T2 sanggup diajak berbasah-basah (asalkan tidak terendam air) karena memiliki fitur weather resistant. Sejumlah lensa Fujinon dari Fujifilm juga memiliki fitur weather resistance.

Sebaliknya, meski bodi a6500 disebut sebagai “weather resistant”, Sony tak menyediakan lini lensa native APS-C mirrorless yang memiliki kapabilitas serupa. Hanya lensa-lensa full frame FE mount berharga mahal yang dilengkapi kemampuan tersebut.

Bagus mana?

Lalu, mana yang lebih bagus di antara a6500 dan X-T2? Sekali lagi, semuanya tergantung selera dan kebutuhan.  Kedua kamera mirrorless APS-C kelas atas ini sebenarnya memiliki deretan fitur yang sangat lengkap dan kemampuan yang jauh melebihi kebutuhan mayoritas pengguna kamera digital.

Kualitas foto dan video a6500 dan X-T2 bisa dibilang sama bagusnya, jadi pertimbangkanlah aspek dan fitur lain di luar image quality dalam memilih.

Ingin touchscreen dan IBIS? Mungkin a6500 lebih cocok. Butuh kamera tangguh untuk kebutuhan profesional? Kelengkapan fitur dan ekosistem lensa yang mendampingi X-T2 bisa dijadikan pilihan.

Ada baiknya juga mencoba handling kedua kamera dengan tangan sendiri mengingat kedua pabrikan menerapkan filosofi desain yang berbeda di produk masing-masing. Fujifilm dengan desain retro serba kenop, serta Sony dengan desain modern dan utilitarian.

X-T2 sudah tersedia di pasaran Indonesia dengan banderol mulai Rp 23 juta. Jadwal kedatangan dan banderol a6500 belum diketahui, tetapi Sony mematok harga internasional sebesar 1.400 dollar AS atau sekitar Rp 18 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com