Jawaban untuk tantangan kecepatan ini datang dalam rupa teknologi jaringan berbasis fiber optic. Ibarat jalan, jaringan ini memberikan layanan laiknya jalan tol dibandingkan jaringan kabel biasa atau mobile.
Teknologi berbasis fiber optic membuka peluang kecepatan internet melesat di atas 100 Mbps. Bandingkan dengan rata-rata kecepatan puncak Indonesia pada akhir 2015 di kisaran 79,8 Mbps, seperti dilansir Akamai Technologies pada April 2016, yang itu pun baru melejit 495 persen dari data pada 2014.
(Baca juga: Kecepatan Puncak Internet Indonesia Peringkat ke-6 Dunia)
Ups, belum selesai tantangan bagi pengguna internet Indonesia, kalau biaya masuk akal dan kecepatan akses internet yang ditawarkan suatu provider sudah mumpuni tetapi penggunaannya masih terbatas volume atau waktu pemakaian tertentu.
Pada praktiknya, banyak tawaran layanan internet berbasis jaringan fiber optic yang harganya terjangkau menerapkan sistem kuota dan fair usage policy (FUP).
Konsekuensi dari kedua kebijakan itu, pemakaian internet ngebut hanya terjadi ketika kuota belum tersedot atau batas waktu pemakaian belum terlewati. Hasilnya, kecepatan pun anjlok juga saat kuota habis atau batas itu terlewati.
Menjadi menarik ketika ada provider yang menjanjikan kecepatan tinggi yang stabil tanpa batasan kuota maupun penerapan FUP, dengan harga masuk akal, seperti dilakukan MyRepublic.
Internet Service Provider (ISP) ini menyediakan layanan paket internet pita lebar (broadband) dengan kisaran kecepatan 50 Mbps hingga 300 Mbps. Paket harga yang ditawarkan rata-rata Rp 300.000 per bulan.
Paket tersebut sudah mengakomodasi kebutuhan streaming, gaming, dan downloading. Saat dipasang di rumah dengan lima penghuni seperti contoh di atas, biaya yang dapat dihemat pun bisa lagsung dihitung kembali karena pemakaian akses internet dapat dibagi melalui jaringan Wi-Fi.
Targetnya, MyRepublic melayani akses internet cepat bagi 2 juta rumah pada 2020. Kota-kota yang mulai disambangi jaringannya adalah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Malang, Surabaya, Semarang, Medan, dan Palembang.
Arti kecepatan internet
Selama ini informasi ukuran kecepatan jaringan internet hanya seperti jargon, semacam makin besar angka kecepatannya maka kenikmatan mengakses internet dijanjikan meningkat pula. Namun, hitungan di balik angka-angka itu tak banyak bertebaran.
Bila penggunaan internet masih terbatas untuk chat atau komunikasi lewat e-mail, hitungan di balik ukuran kecepatan tersebut bisa jadi tak terlalu terasa. Beda cerita ketika internet sudah dipakai untuk mengakses file berukuran besar seperti video, tontontan streaming, dan game online.
Kecepatan internet akan menentukan lama waktu buffering dan akses saat mengakses file-file berukuran besar tersebut. Merujuk fact sheet MyRepublic, kecepatan internet 100 Mbps setara dengan mengunduh file berukuran 12 MB dalam waktu satu detik.
Biar lebih tergambar, ilustrasinya adalah, file besar berukuran 40 GB akan butuh waktu 533 menit saat diunduh lewat jaringan internet dengan kecepatan 8 Mbps. Dengan jaringan 100 Mbps seperti milik MyRepublic, waktu unduh terpangkas menjadi 53 menit saja.
Lalu, foto berukuran 10 MB yang di kecepatan 8 Mbps butuh waktu unduh 2 detik, sudah bisa dilihat dalam waktu kurang dari setengah detik bila diunduh dengan kecepatan 100 Mbps.
Dari beragam kecepatan internet yang bisa diakses di Indonesia, kecepatan 5-10 Mbps bisa dipakai untuk kegiatan multitasking seperti mengakses file YouTube dan aktivitas online lain. Namun, kecepatan itu cuma optimal tanpa ada jeda buffering bila 2-3 perangkat saja yang memakai jaringan internet pada saat bersamaan.
Nah, kecepatan 100 Mbps sebagaimanan kecepatan rata-rata yang disediakan MyRepublic, jelas memungkinkan pula aktivitas multitasking. Kelebihannya, kecepatan tetap optimal—tak terjeda buffering—meski pada saat bersamaan ada 12-15 perangkat berbarengan memakai jaringan internet ini.
Kalau sudah begini, mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya atau bahkan mengumpulkan referensi untuk pengambilan cepat keputusan—seperti temuan dalam riset Google soal penggunaan internet—bakal makin mudah menemukan jalannya.
Menarik?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.